Momentum bulan puasa dan lebaran tahun 2022 diyakini bakal membantu pemulihan berbagai pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta dan sekitarnya karena tingkat konsumsi masyarakat diperkirakan meningkat pada periode tersebut.Momentum lebaran akan perlahan membantu pulihnya sektor ritel.
"Momentum lebaran akan perlahan membantu pulihnya sektor ritel," kata Senior Associate Director Research Colliers Indonesia (konsultan properti) Ferry Salanto di Jakarta, Rabu.
Menurut Ferry, penyerapan ruang ritel di berbagai pusat perbelanjaan di wilayah Jabodetabek diperkirakan bakal kembali pulih setelah terkoreksi tajam selama 2020-2021.
Baca juga: Pusat perbelanjaan Sarinah Thamrin mulai beroperasi
Hal itu, ujar dia, karena berbagai pihak penyewa sudah mulai kembali melakukan ekspansi seiring peningkatan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan saat ini.
"Tingkat hunian di mal Jabodetabek cenderung stabil dalam 3 bulan terakhir, Jakarta 70,2 persen dan Bodetabek tercatat 69,8 persen," katanya.
Ia juga mengemukakan bahwa tarif sewa cenderung tidak bergerak selama setahun terakhir, begitu juga dengan tarif biaya pemeliharaan, hal ini antara lain karena pengelola mal cenderung menahan tarif sewa untuk mempertahankan penyewa agar tidak pindah atau setop beroperasi.
Begitu pula halnya dengan kondisi perhotelan, masih menurut Ferry, di mana pelonggaran peraturan perjalanan membuat semakin banyak orang yang melakukan perjalanan sehingga tingkat okupansi atau hunian di hotel juga sudah membaik sejak akhir tahun 2021.
"Diperkirakan kondisi ini tahun ini akan lebih baik dari 2022," katanya.
Baca juga: Operasional mal di DKI diperpanjang hingga pukul 22.00 WIB
Ia mencontohkan, meski di Bali wisatawan domestik masih mendominasi dibandingkan wisatawan mancanegara, tetapi tingkat hunian diperkirakan akan terus membaik selama 2022 dengan peningkatan sejumlah perhelatan termasuk konferensi G20.
Terkait pemulihan ekonomi, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia menunjukkan tren positif sejak akhir Januari 2022, karena terkendalinya varian Omicron.
"Meski sempat menurun, tetapi pemulihan ekonomi Indonesia dapat bangkit dengan cepat dan menunjukkan tren yang sangat positif sejak akhir Januari," ujar Luhut dalam keterangan pers seusai Rapat Terbatas Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kantor Presiden RI, Jakarta, Senin (4/4).
Dia mengatakan terkendalinya varian Omicron menyebabkan pemulihan ekonomi mampu dijaga dengan baik. Hal ini, kata Luhut, terlihat dari indeks belanja yang kembali meningkat di semua wilayah, bahkan Bali dan Nusa Tenggara mencapai tingkat tertinggi sejak pandemi melanda.
Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan banyak negara di dunia yang saat ini sudah bertransisi dari masa pandemi kepada endemi COVID-19.
“Sudah ada tanda-tanda dan keyakinan banyak negara untuk masuk ke dalam kebiasaan hidup endemi,” katanya dalam Indonesia Macroeconomic Updates 2022 di Jakarta, Senin (4/4).
Sebagai contoh, negara-negara di Eropa saat ini banyak yang tidak wajib menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, bahkan juga berlaku di Singapura.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022