Pabrik Shanghai, yang terletak di distrik Pudong di sebelah timur Sungai Huangpu, menangguhkan produksi pada 28 Maret setelah kota itu mulai meluncurkan langkah-langkah penguncian untuk memerangi lonjakan kasus COVID-19 yang kemudian diterapkan di seluruh kota.
Dikutip Reuters, Sabtu, rencana untuk melanjutkan produksi mendapat restu dari otoritas setempat tetapi masih dapat berubah tergantung pada bagaimana situasi epidemi berkembang di kota itu, kata orang-orang, yang menolak disebutkan namanya karena masalah tersebut bersifat pribadi.
Baca juga: Tesla akan tambang bitcoin pakai tenaga surya di Texas
Salah satu orang mengatakan pembuat mobil AS itu berencana untuk memulai dengan satu shift dan secara bertahap akan meningkat.
Tesla dan pemerintah Shanghai tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Penghentian terbaru adalah yang terpanjang sejak pabrik memulai produksi pada akhir 2019 dan telah menyebabkan hilangnya output lebih dari 50.000 unit, menurut perhitungan berdasarkan rencana output internal yang dilihat oleh Reuters.
Namun, produksi yang sedang berlangsung di pabrik dapat dipengaruhi oleh kesulitan dalam pengadaan suku cadang mobil, karena logistik di kota dan sekitarnya telah sangat terganggu oleh pembatasan COVID-19 China.
Baca juga: Tesla tarik lebih dari 500 ribu mobil di AS karena fitur "Boombox"
Baca juga: Elon Musk tawarkan Rp618,4 triliun beli 100 persen saham Twitter
Baca juga: Sejumlah pabrikan tarik 54 ribu kendaraan karena cacat suku cadang
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022