• Beranda
  • Berita
  • Nelayan dan wisatawan diminta tidak mendekati Gunung Anak Krakatau

Nelayan dan wisatawan diminta tidak mendekati Gunung Anak Krakatau

25 April 2022 19:08 WIB
Nelayan dan wisatawan diminta tidak mendekati Gunung Anak Krakatau
Kawasan Gunung Anak Krakatau tidak terlihat letusan abu vulkanik di siang hari di pesisir Pantai Carita, Pandeglang. ANTARA/HO-Mansur
Nelayan dan wisatawan diminta tidak mendekat kawasan Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda guna menghindari terkena bebatuan lava pijar.
 
Kami menyampaikan peringatan larangan itu, karena bisa menimbulkan korban jiwa," kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) Pasauran Serang, Deni Mardiono di Serang, Banten, Senin.
 
Saat ini, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bandung menaikkan status Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) terhitung sejak tanggal 24 April 2022, pukul 18.00 WIB.
 
Selama ini, aktivitas GAK terjadi peningkatan cukup signifikan, sehingga menjadi Siaga dengan radius 5 kilometer dari sebelumnya 2 kilometer.

Baca juga: Status Gunung Anak Krakatau naik menjadi level III

Baca juga: Warga pesisir Pandeglang tidak terpengaruh erupsi Krakatau
 
"Saya kira dengan status Siaga direkomendasikan nelayan dan wisatawan zona aman radius 5 kilometer dari kawah aktif GAK," ujarnya menjelaskan.
 
Menurut dia, saat ini, GAK dalam periode erupsi yang sebelumnya dominan abu berubah menjadi tipe strombolian dengan menghasilkan lontaran lava pijar pada 17 April 2022. Pada tanggal 23 April 2022 sekitar pukul 12.19 WIB teramati lava mengalir dan masuk ke laut.
 
Karena itu, aktivitas kegempaan GAK selama 1-24 April 2022 dengan gempa letusan, hembusan, tremor harmonik, low frequency, vulkanik dangkal, vulkanik dalam, serta tremor menerus.
 
Gempa tektonik dan tektonik lokal sempat terekam peralatan pemantau gunung tersebut, salah satunya merekam terjadinya gempa terasa dengan kekuatan I MMI.
 
"Kami minta warga pesisir pantai tetap tenang dan waspada," katanya.
 
Ia mengatakan berdasarkan pemantauan visual terhadap GAK hembusan asap dari kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal.
 
Tinggi kolom embusan bervariasi antara 25-3000 meter dari puncak GAK, namun teramati letusan dengan tinggi antara 50-2000 meter.
 
Letusan GAK mengeluarkan abu letusan berwarna putih, kelabu, hingga kehitaman yang dominan mengarah ke wilayah Sumur, Panimbang dan Ujung Kulon mengikuti arah angin.
 
Badan Geologi memetakan seluruh tubuh GAK yang berdiameter lebih kurang 2 kilometer masuk dalam kawasan rawan bencana.
 
"Saya kira potensi bahaya dari aktivitas GAK itu lontaran material pijar hingga radius 2 kilometer dari pusat erupsi dan bisa menjangkau jarak yang lebih jauh," katanya.*
   

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022