Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto Nurul Istiqomah dalam keterangan tertulis, Rabu mengatakan Pemerintah Kabupaten Mojokerto terus berupaya dalam menangani wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyasar hewan ternak sapi akhir-akhir ini.
"Tercatat per 11 Mei 2022 sebanyak 30 ekor sapi sembuh total usai terjangkit PMK dari sebelumnya hanya tiga ekor," ucapnya.
Ia merinci, sebanyak 30 ekor sapi tersebut berasal dari Kecamatan Dawarblandong dua ekor, Pacet 13 ekor, Mojoanyar tiga ekor dan Dlanggu 12 ekor.
Baca juga: Kementan pastikan stok hewan kurban tak terganggu wabah PMK
Baca juga: Polri bantu cegah penyebaran penyakit mulut dan kuku hewan ternak
"Hari ini 30 ekor sementara sebelumnya ada 3 ekor masing-masing dari Kecamatan Jetis satu ekor dan dari Mojoanyar dua. Jadi per hari ini, total sembuh 33 ekor," tuturnya.
Nurul menjelaskan, per 11 Mei, jumlah total kasus ada 864 kemudian sapi yang mati 12 ekor, dijual satu ekor dan yang dipotong paksa ada 5 ekor.
"Tim paramedis Disperta Kabupaten Mojokerto terus berupaya menangani sapi-sapi yang terjangkit PMK. Tim kami setiap harinya sudah menyebar untuk melakukan pengobatan ke kandang-kandang sapi warga," ujarnya.
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyasar hewan ternak di Kabupaten Mojokerto teridentifikasi sejak 3 Mei 2022 lalu. Meskipun Penyebaran PMK tersebut masih bertambah, namun jumlah hewan yang sembuh dari PMK pun turut merangkak naik.
Baca juga: Kementan tetapkan enam kabupaten terjangkit wabah PMK hewan
Ia mengatakan, tim Disperta Kabupaten Mojokerto telah dioptimalkan untuk melakukan penanganan terhadap PMK yang melanda Kabupaten Mojokerto.
"Setiap hari tim kami (Disperta) sudah kami optimalkan, melakukan penanganan langsung ke hewan ternak yang terjangkit PMK, surveilans juga kita lakukan. Selain itu juga ada tim yang melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait PMK ini," katanya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022