Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Adik Dwi Putranto di Surabaya, Kamis malam mengatakan laporan tertahannya ratusan sapi itu diperoleh dirinya dari salah seorang pengusaha ternak, dan ingin meminta solusi terkait tertahannya sapi itu.
Adik mendorong pemerintah memberikan solusi bagi pengusaha ternak, khususnya sapi yang saat ini mengalami masalah pengiriman, sehingga arus ekonomi tidak terhambat, apalagi saat ini sedang mengarah kepada pemulihan pascapandemi.
Adik mengatakan, ratusan sapi itu berasal dari Nusa Tenggara Timur yang dikirim dengan tujuan DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Ia menuturkan, saat pengiriman ternak belum diberlakukan aturan PMK serta kondisi luar biasa (KLB), dan ketika sampai baru diberlakukan aturan itu.
"Kami minta agar ada perlakuan khusus atau keringanan. Selain itu, sapi itu bukan dari luar negeri serta tidak bermasalah dalam perizinan. Ada info juga beberapa ekor mati," kata Adik, yang juga pengusaha asal Kota Batu itu.
Sebelumnya, Jatim menjadi daerah pertama di Indonesia yang ditemukan adanya PMK pada sejumlah sapi, sehingga pemerintah setempat mengeluarkan aturan penutupan masuk keluarnya ternak di daerah itu.
Beberapa daerah di Jatim juga diberlakukan status kejadian luar biasa (KLB) PMK, seperti di Kabupaten Gresik yang diduga awal adanya laporan kasus PMK, yakni dari Desa Sooko, Kecamatan Wringinanom, di mana ada puluhan hewan ternak terserang PMK.
Berdasarkan catatan Dinas Pertanian Gresik, total hewan yang terkena wabah PMK mencapai 810 ternak sapi, dengan 15 ekor di antaranya mati, dari total populasi sapi di kandang yang diidentifikasi sebanyak 959 sapi.
Ratusan ternak yang terkena wabah itu terdeteksi pada tujuh kecamatan, masing-masing Wringinanom, Driyorejo, Kedamean, Menganti, Benjeng, Balongpanggang, dan Cerme
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022