"Dua agenda itu, yakni pembahasan peraturan perkumpulan dan sistem pelatihan kader," kata Gus Yahya usai pembukan konferensi di Jakarta, Jumat malam.
Terkait dengan peraturan perkumpulan, kata dia, telah dilakukan penyempurnaan di lingkungan NU. Dahulu disebut peraturan organisasi. Namun, sekarang disebut peraturan perkumpulan.
Peraturan itu dibuat cukup lengkap untuk menata eksekusi dari agenda-agenda yang telah direncanakan.
Sementara itu, terkait dengan sistem pelatihan kader untuk membangun satu format baru yang akan menghasilkan kader-kader dengan kualifikasi yang lebih baik dari sebelumnya.
"Saya kira, saya tidak berlebihan jika dalam 4 bulan pengurus PBNU telah berhasil menyiapkan seluruh rancangan-rancangan, agenda dan program khidmah," katanya menegaskan.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) menggelar Konferensi Besar NU di Jakarta, 20—21 Mei 2022.
Konferensi itu mengusung tema "Penguatan Landasan Jami'yah untuk Optimalisasi Khidmah".
Sejumlah tokoh NU yang hadir, di antaranya kiai sepuh ahlul halli wal aqdi (AHWA) PBNU K.H. Mustofa Bisri, Mustasyar NU Habib Zein Umar bin Smith, Rais Aam PBNU K.H. Miftachul Akhyar, Katib Aam PBNU K.H. Ahmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf.
Selain itu, hadir pula Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Baca juga: PBNU akan gelar Muktamar Internasional Fiqih Peradaban
Baca juga: Ketum PBNU targetkan bangun sistem untuk konsolidasi aset
Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022