• Beranda
  • Berita
  • Epidemiolog: Masker senjata penting hadapi wabah apapun status negara

Epidemiolog: Masker senjata penting hadapi wabah apapun status negara

25 Mei 2022 21:29 WIB
Epidemiolog: Masker senjata penting hadapi wabah apapun status negara
Potret Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman. (ANTARA/HO-Dicky Budiman)

Masker adalah senjata atau perlindungan kita dalam menghadapi wabah

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menekankan penggunaan masker tetap menjadi senjata penting yang didampingi oleh vaksinasi dalam menghadapi wabah apapun status kondisi suatu negara.

“Masker adalah senjata atau perlindungan kita dalam menghadapi wabah sebetulnya. Dalam hal ini, masih dalam status pandemi COVID-19, penggunaan masker jadi sangat jelas karena masker dan vaksin adalah senjata yang sangat jelas dalam menekan kasus,” kata Dicky saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Dicky menuturkan meskipun pemerintah Indonesia sudah melakukan pelonggaran atas pemakaian masker di ruang terbuka, lebih baik bila masker terus digunakan karena dapat mengurangi potensi seseorang terpapar suatu penyakit yang menular melalui udara seperti COVID-19.

Baca juga: Epidemiolog: Booster bantu cegah terjadinya long covid saat endemi

Walaupun kondisi pandemi di Indonesia sudah dapat dikatakan terkendali dan kasus mengalami pelandaian, status vaksinasi yang saat ini dicapai bukanlah kunci satu-satunya untuk mengakhiri sebuah pandemi.

Tingginya cakupan vaksinasi, harus tetap diimbangi dengan kombinasi protokol kesehatan lainnya seperti penggunaan masker tepat di area hidung, rajin mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir, menjaga jarak dan tak lupa untuk menerapkan pola hidup bersih di manapun.

Baca juga: Epidemiolog: Jaga kebersihan makanan untuk cegah hepatitis akut

Dicky turut menekankan bahwa tidak ada satupun negara yang benar-benar siap untuk melepaskan masker di tengah pandemi karena penularan masih akan terus terjadi di tengah masyarakat, meskipun laju penularannya cenderung lebih mengecil.

“Sebagai epidemiolog, saya katakan penggunaan masker itu masih sangat penting. Sehingga transisi tanggung jawab yang tadinya bersifat mandatory menjadi voluntery, perannya sekarang ada di masing-masing individu dan keluarga dalam melindungi komunitas,” ucap Dicky.

Baca juga: Epidemiolog FKUI minta pemerintah sudahi PPKM

Sebab penularan sekecil apapun di ruang terbuka, tetap berpotensi meningkatkan fatalitas di fasilitas kesehatan, utamanya pada kelompok rentan seperti lansia, penderita komorbid dan anak-anak yang belum bisa mengikuti kegiatan vaksinasi COVID-19.

Dicky juga menjelaskan bahwa pemakaian masker adalah untuk siapa saja tanpa terkecuali. Tidak boleh ada pihak yang lengah oleh landainya kondisi pandemi agar gelombang ataupun wabah baru tidak terjadi lagi baik di Indonesia maupun dunia.

“Apalagi dengan ancaman-ancaman yang ada seperti hepatitis akut pada anak ya, tetap ini perilaku hidup sehat tetap jadi andalan. Kemudian yang harus disiapkan oleh pemerintah saat ini adalah dengan cakupan vaksinasi yang lebih baik ditingkatkan supaya fatalitas (seperti kematian) lebih turun,” kata dia.

Baca juga: Epidemiolog: Jangan terlena dan tetap lakukan prokes usai lebaran

Baca juga: Epidemiolog: Perubahan status pandemi harus mengarah ke terkendali

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022