Enam pilihan produk makanan ramah vegan

28 Mei 2022 06:47 WIB
Enam pilihan produk makanan ramah vegan
Salah satu makanan yang dipamerkan pada Anuga Asia 2022 yang digelar sejak 24 Mei hingga 28 Mei ini di IMPACT Muang Thong Thani, Bangkok, Thailand. (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Anuga Asia 2022 yang digelar sejak 24 Mei hingga 28 Mei ini di IMPACT Muang Thong Thani, Bangkok, Thailand menghadirkan berbagai segmen atau zona khusus salah satunya "Future Food Market".

Zona ini memperlihatkan teknologi Food and Beverage (F&B), bahan alternatif, nutrisi dan solusi berkelanjutan. Produk alternatif dan nutrisi baru ini salah satunya berbasiskan tanaman atau nabati dan diklaim ramah untuk para vegan.

Berikut enam produk makanan berbasiskan nabati yang diproduksi di Thailand dan sebagian sudah diekspor ke sejumlah negara seperti Kanada.

Baca juga: THAIFEX-Anuga Asia 2022 siap hadirkan perubahan wajah industri mamin
 
Salah satu exhibitor, Patchara Kongpattanangkoon dengan produk keju berbasis nabati di zona "Future Food Market" dalam THAIFEX - Anuga Asia 2022 yang digelar sejak 24 Mei hingga 28 Mei ini di IMPACT Muang Thong Thani, Bangkok, Thailand. (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)


1. Keju dari kacang kedelai
Sekalipun dinamai dengan unsur keju, nyatanya produk ini terbuat dari kacang kedelai dengan rasanya yang sama seperti keju pada umumnya. Produk yang dijual dengan harga 250 baht atau sekitar Rp106.656 per bungkusnya ini termasuk menjadi incaran para konsumen di luar Thailand salah satunya Kanada, kata Jimmy, salah seorang exhibitor di zona "Future Food Market".

2. Crispy Green Tea
"Crispy Green Tea" seperti namanya, terbuat dari teh hijau. Produk yang memiliki wujud seperti lembaran rumput laut yang dikeringkan itu dibekali rasa bak rumput laut.

Baca juga: Menangkap peluang baru bisnis F&B melalui THAIFEX - Anuga Asia 2022

3. Vegan Thai BBQ Style
Produk makanan ini dibuat seperti "Moo ping" atau jajanan pasar masyarakat Thailand. "Moo ping" aslinya berbasiskan daging babi panggang dan disajikan dalam bentuk satai, sementara "Vegan Thai BBQ Style" terbuat dari jamur dan nangka hijau.

"Tidak ada unsur daging tetapi rasanya mirip daging. Rasanya manis. Bisa ditambahkan ke saus Thai yang umumnya terasa pedas dan asam. Produk ini dijual online," ujar Jimmy.

4. Cheftart
Produk ini yakni bola sayuran yang terbuat dari protein kedelai yang dibekali rasa seperti daging, Produsen mengklaim produk ini menyehatkan tubuh dan ramah lingkungan.
Produk "Pen egg" yang diperlihatkan di zona "Future Food Market" dalam THAIFEX - Anuga Asia 2022 yang digelar sejak 24 Mei hingga 28 Mei ini di IMPACT Muang Thong Thani, Bangkok, Thailand. (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)


5. Pen Egg
Dibuat seperti wujud telur, produk ini ternyata berisi bubuk atau tepung yang terbuat dari protein beras. Cara memasak "Pen Egg" yang bisa dimaknai "Plant-based Egg" sama seperti membuat telur goreng. Anda bisa menambahkan mentega lalu kocok berbarengan dengan bubuk dan gorenglah.

6. Crispy Friend Vegan Pork
Walau diberi label "pork" atau babi, tetapi produk ini tak terbuat dari daging babi melainkan tepung gandum, konnyaku dan shiitake yang dikeringkan. Lantas, mengapa harus menambahkan kata "pork"? Menurut Jimmy, ini karena orang-orang di Thailand belum bisa sepenuhnya mempercayai produk berbasiskan nabati. Sebagian mereka tidak mengonsumsi pangan berbasiskan nabati melainkan daging semata. "Crispy Friend Vegan Pork" saat ini tersedia di supermarket Thailand dan bisa dibeli lewat daring.

Di zona "Future Food Market" , tersedia ruangan workshop yang memungkinkan para pengunjung menikmati pengalaman mencicipi berbagai hidangan berbasiskan nabati yang tersedia seperti "Plant-based Crispy Snack" yakni camilan renyah berbasiskan "tuna" nabati dan "Future Dates" yang tak lain sebuah minuman yang terbuat dari teh rasa buah-buahan dan sirup kurma.


Baca juga: "Vegan Crispy Pork Roti", hidangan berbahan "babi" untuk vegan

Baca juga: Drew Barrymore bagikan kiat untuk memulai diet nabati

Baca juga: Diet vegan pada anak, pastikan jumlah gizinya terpenuhi

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022