Paten yang diajukan itu terkait dengan berbagai pengembangan inovasi dan teknologi powertrain, mesin bahan bakar konvensional dan energi terbarukan, fitur keselamatan, fitur mobil terkoneksi, hingga trim tertentu.
"Kami telah menetapkan warisan dan tolok ukur baru dengan teknologi dan fitur mutakhir di bidang energi baru, keselamatan, kinerja produk, biaya kepemilikan, dan digitalisasi," kata Rajendra Petkar, President & CTO, Tata Motors, dilansir Economic Times, Senin.
Di sisi lain, perusahaan tidak memberikan rincian terkait hak paten pada teknologi yang sedang mereka ajukan. Mereka tidak mau menjelaskan apakah hak paten itu ditujukan untuk kendaraan komersial atau mobil penumpang.
“Kemampuan intrinsik dalam riset dan pengembangan, inkubasi teknologi, dan keberhasilan dalam mengembangkan kendaraan yang menentukan segmen baik di kendaraan komersial maupun penumpang telah menghasilkan pengenalan beberapa inovasi selama bertahun-tahun,” kata Tata Motors dalam sebuah pernyataan.
Tata Motors tampaknya serius dalam pengembangan mobil-mobil baru setelah mereka juga menyiapkan pabrik baterai di India untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik, kata pimpinan perusahaan Natarajan Chandrasekaran.
Pabrik baterai itu juga akan memperkuat rencana Tata Motors untuk meluncurkan 10 model mobil listrik mulai tahun 2025 hingga 2030.
Chandrasekaran menjelaskan, Tata Motors akan mengikuti upaya pabrikan otomotif global yang mengejar strategi nol emisi untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan iklim yang kian ketat.
Baca juga: Tata Motors siapkan pabrik baterai dukung peluncuran 10 mobil listrik
Baca juga: Tiga mobil listrik Tata Motors meluncur bulan ini
Baca juga: Tata Motors sebut biaya sel baterai naik 20 persen tingkatkan tekanan
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022