Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Panglima Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto itu melibatkan pasukan elite dari Batalyon Infanteri Raider 900/Satya Bhakti Wirottama, Batalyon Infanteri Mekanis 741/Garuda Nusantara, Batalyon Zeni Tempur 18/Yudha Karya Raksaka, dan Detasemen Kavaleri 4/Shima Pasupati.
Sonny, saat ditemui usai simulasi, menyampaikan TNI, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN) hendak menunjukkan ke publik bahwa mereka siap menanggulangi berbagai potensi ancaman keamanan selama penyelenggaraan G20, yang di antaranya kemungkinan aksi teror dan penculikan delegasi.
“Tadi kalau kita lihat simulasi yang ditunjukkan prajurit Kodam IX/Udayana ini, kami hanya untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Kodam IX/Udayana, Polda Bali, Polda NTB, Polda NTT, BIN Daerah (Binda) Bali, Binda NTT, dan Binda NTB siap mengamankan kegiatan dalam Presidensi G20 ini,” kata Sonny di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Kamis.
Ia menambahkan simulasi itu merupakan bagian dari persiapan (conditioning) wilayah Bali sebagai lokasi pertemuan tingkat tinggi G20 yang kemungkinan bakal dihadiri oleh para kepala negara, menteri-menteri, dan pejabat tinggi lainnya.
“Kami sudah memetakan hakikat ancaman yang diperkirakan akan timbul sehingga kami antisipasi dari jauh-jauh hari saat ini untuk mengeliminasi (mencegah, red.) supaya itu tidak terjadi,” kata Sonny.
Dalam pengamanan acara KTT G20 di Bali, Kodam IX/Udayana dan Polda Bali tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Kewilayahan. Dalam struktur Satgas, Pangdam IX/Udayana bertanggung jawab sebagai Komandan Satgas Pengamanan Wilayah.
Kodam IX/Udayana, Polda Bali, dan Binda Bali dalam kerja pengamanan itu mendapat bantuan pasukan, di antaranya dari Polda NTB, Polda NTT, Binda NTT, dan Binda NTB.
“Nanti akan ada penguatan baik dari Mabes TNI maupun Mabes Polri sehingga untuk wilayahnya diserahkan kepada Kodam Udayana dan Polda setempat,” kata Pangdam IX/Udayana.
Adegan penculikan
Kegiatan simulasi, yang turut disaksikan langsung oleh masyarakat, diawali dengan adegan penculikan delegasi oleh kelompok teroris.
Penculik itu menyamar sebagai peserta salah satu pertemuan G20.
Dalam aksinya, penculik meminta pemerintah membebaskan sejumlah tahanan teroris dan menyerahkan uang Rp5 miliar untuk menebus delegasi yang diculik.
Pangdam IX/Udayana sebagai Komandan Satgas Pengamanan Wilayah memerintahkan sejumlah pasukan elite dari Batalyon Infanteri Raider 900/Satya Bhakti Wirottama, Batalyon Infanteri Mekanis 741/Garuda Nusantara, Batalyon Zeni Tempur 18/Yudha Karya Raksaka, dan Detasemen Kavaleri 4/Shima Pasupati untuk menyelamatkan sandera dan menanggulangi aksi teror tersebut.
Para prajurit pun menampilkan keahlian bertarung tanpa senjata, kemampuan menyelamatkan sandera, menyusup ke markas teroris, dan meledakkan markas teroris.
Dalam simulasi itu, delegasi yang diculik berhasil diselamatkan, kemudian teroris yang menculik dapat ditundukkan, sementara markas mereka pun dihancurkan oleh alat peledak.
Indonesia pada tahun ini ditunjuk sebagai Ketua/Presidensi G20, yaitu forum antarnegara yang terdiri atas 19 negara dan Uni Eropa. Forum G20 mewakili setidaknya 60 persen populasi Bumi, 80 persen produk domestik bruto (PDB) dunia, dan 75 persen perdagangan global.
Rangkaian acara G20 di bawah kepemimpinan Indonesia telah berlangsung sejak Desember 2021 dan puncaknya, yaitu konferensi tingkat tinggi (KTT) atau pertemuan antarpemimpin negara (leaders’ meeting) bakal berlangsung di Badung, Bali pada 15–16 November 2022.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi/Rolandus Nampu
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2022