Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI, dengan indeks tertinggi pada komponen volume produksi, volume total pesanan, dan volume persediaan barang jadi,
Bank Indonesia (BI) melalui Prompt Manufacturing Index (PMI) mencatat kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan II-2022 terindikasi mengalami peningkatan dan berada pada fase ekspansi.
Perbaikan kinerja manufaktur tersebut tercermin dari PMI-BI yang tercatat mencapai 53,61 persen (fase ekspansi dengan indeks > 50) atau lebih tinggi dari 51,77 persen pada triwulan I-2022."Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI, dengan indeks tertinggi pada komponen volume produksi, volume total pesanan, dan volume persediaan barang jadi," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan resmi di Jakarta, Kamis.
Baca juga: BI: Digitalisasi jadi "game changer" capai tujuan ekonomi inklusifBerdasarkan subsektor, peningkatan terjadi pada mayoritas subsektor, dengan indeks tertinggi pada subsektor tekstil, barang kulit & alas kaki (56,05 persen), makanan, minuman & tembakau (54,60 persen), serta logam dasar besi & baja (53,47 persen).
Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan sektor industri pengolahan pada survei kegiatan dunia usaha (SKDU) yang positif dan meningkat dengan nilai saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 2,19 persen.Peningkatan kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan berlanjut pada triwulan III 2022 dengan PMI-BI menjadi sebesar 54,02 persen atau lebih tinggi dari capaian pada triwulan sebelumnya.
Baca juga: BI ingatkan kembali risiko stagflasi, ancam pertumbuhan ekonomi
Mayoritas subsektor diperkirakan akan meningkat, dengan indeks tertinggi pada subsektor semen & barang galian non logam (54,71 persen), alat angkut, mesin & peralatan (54,06 persen), serta logam dasar besi & baja (53,60 persen).
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022