Lonjakan kasus COVID-19 terjadi di Australia akibat subvarian Omicron baru yang sangat menular terus menyebar hingga membebani sistem layanan kesehatan nasional.
Jumlah kasus COVID di negara itu telah meningkat sejak akhir Juni, ketika subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 menjadi dominan karena dapat menghindari perlindungan kekebalan --yang didapat melalui vaksinasi atau infeksi sebelumnya.
Selain itu, beberapa ahli mengatakan bahwa subvarian Omicron yang terakhir ini dapat menular seperti campak.
Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit saat ini mencapai angka tertinggi sejak virus corona mulai muncul, yakni melebihi jumlah tertinggi kasus COVID pada Januari yang mencapai 5.390 orang selama gelombang pertama infeksi Omicron.
Korban jiwa harian akibat COVID-19 juga meningkat hingga melampaui 100 orang untuk pertama kalinya pada Sabtu (23/7).
Lebih dari 1.000 panti wreda telah mengalami wabah COVID-19 dan sebagian besar orang tua terkena dampaknya, kata pemerintah Australia.
Karena beberapa pusat perawatan lansia mengalami kekurangan staf, dukungan tambahan personel dari sektor pertahanan di fasilitas-fasilitas tersebut akan diperpanjang hingga akhir September, kata Menteri Pertahanan Australia Richard Marles.
"Ini adalah tindakan ekstrem, dan memang tepat untuk menggambarkannya seperti itu. Mengingat jumlah wabah yang kita alami saat ini, ini adalah hal yang benar untuk dilakukan," kata Marles kepada televisi ABC.
Banyak pekerja garis depan di rumah sakit juga jatuh sakit atau menjalani isolasi sehingga memperburuk krisis layanan kesehatan.
Selama musim dingin yang diperparah dengan COVID-19 dan virus flu yang beredar, pihak berwenang Australia telah merekomendasikan masyarakat menggunakan masker di dalam ruangan serta mendapatkan vaksin dosis penguat (booster).
Otoritas negara itu juga mengimbau para pengusaha untuk mengizinkan pegawai mereka bekerja dari rumah.
Australia, salah satu negara dengan tingkat vaksinasi COVID-19 yang tinggi, telah memberikan dua dosis vaksin pada sekitar 95 persen warga yang berusia di atas 16 tahun di negara itu.
Namun, hanya sekitar 71 persen warga yang telah mendapatkan suntikan booster.
Angka kasus COVID-19 di Australia --yang mencapai sekitar 9,13 juta dan kematian akibat COVID yang mencapai 11.181 jiwa-- masih lebih rendah daripada banyak negara maju lainnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Dilanda gelombang ke-3 COVID, Australia minta warga kerja dari rumah
Baca juga: Australia akan berikan lagi bantuan tunai COVID-19
RI kembali terima vaksin Astrazeneca dari Australia
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022