• Beranda
  • Berita
  • China peringatkan AS untuk tidak ikut campur dalam urusan Taiwan

China peringatkan AS untuk tidak ikut campur dalam urusan Taiwan

29 Juli 2022 19:02 WIB
China peringatkan AS untuk tidak ikut campur dalam urusan Taiwan
Salah satu pesawat tempur China yang menjadi bagian dari kekuatan yang dikerahkan ke Selat Taiwan. (ANTARA/HO-ChinaMilitary/mii)
China memberikan peringatan kepada Amerika Serikat (AS) agar tidak ikut campur tangan dalam kebijakan negeri tirai bambu terhadap Taiwan.

"Seseorang yang bermain api pasti akan terbakar", ujar Presiden China Xi Jinping kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden, ungkap China Central Television (CCTV), seperti dilaporkan Sputnik, Kamis (28/7).

Presiden Xi Jinping mengatakan China menolak keras separatis dan kemerdekaan Taiwan, sebagaimana juga campur tangan pasukan asing di wilayah itu.

CCTV menambahkan bahwa kedua kepala negara melakukan percakapan mendalam dan saling bertukar cerita mengenai hubungan China-AS dan isu-isu yang menjadi perhatian bersama.

Percakapan yang dilakukan melalui telepon tersebut berjalan selama 2,5 jam dengan berbagai topik mulai dari isu Taiwan hingga sengketa perdagangan yang sedang berlangsung antara dua ekonomi terbesar dunia itu.

"Menggarisbawahi bahwa kebijakan Amerika Serikat tidak berubah dan kami tetap menentang upaya sepihak untuk merubah status quo atau merubah perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan", kata Presiden AS Joe Biden, dari keterangan pernyataan Gedung Putih, Kamis (28/7).

Percakapan telepon itu, oleh pengamat dipandang sebagai upaya meredakan ketegangan setelah kedua belah pihak bersitegang setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi berencana kembali akan mengunjungi Taiwan bulan depan.

Pelosi akan menjadi politisi AS dengan pangkat tertinggi yang mengunjungi pulau itu dalam 25 tahun.

Gedung Putih dan Pentagon telah berusaha menghalangi Pelosi untuk mengunjungi Taiwan dan memberi peringatan bahwa hal tersebut dapat meningkatkan ketegangan kedua negara. 

China telah memperingatkan AS bahwa kunjungan itu akan membuat negeri tirai bambu melakukan tindakan ekstrim.

Sumber : OANA-Mehrnews

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2022