• Beranda
  • Berita
  • Dolar merosot lebih jauh di Eropa, setelah kejutan inflasi AS

Dolar merosot lebih jauh di Eropa, setelah kejutan inflasi AS

11 Agustus 2022 16:48 WIB
Dolar merosot lebih jauh di Eropa, setelah kejutan inflasi AS
Ilustrasi - Uang kertas dolar AS dan euro terlihat dalam foto ilustrasi yang diambil di biro perubahan di Paris. ANTARA/REUTERS/Philippe Wojazer/pri.
Dolar melemah lebih jauh terhadap mata uang utama lainnya pada perdagangan Kamis, setelah para pedagang mengekang taruhan untuk kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve (Fed) setelah data inflasi AS lebih lemah dari perkiraan pada hari sebelumnya.

Indeks dolar tetap melemah di awal jam perdagangan Eropa, tergelincir 0,2 persen menjadi 105,010, setelah mencatat penurunan harian terbesar dalam lima bulan, sebesar 1,0 persen pada hari sebelumnya.

Data pada Rabu (10/8/2022) menunjukkan harga konsumen AS tidak berubah pada Juli, bulan ke bulan, setelah naik 1,3 persen pada Juni.

"Data kemarin memberi harapan bahwa inflasi telah mencapai puncaknya dan The Fed perlu menaikkan suku bunga tidak terlalu tajam untuk menjaga inflasi tetap terkendali," kata analis mata uang di Commerzbank dalam sebuah catatan.

Baca juga: Rupiah menguat, ditopang inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan

Pedagang memangkas taruhan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut pada pertemuan kebijakan September, dan sekarang memperkirakan kenaikan setengah poin sebagai opsi yang lebih mungkin.

Pembuat kebijakan Fed berusaha untuk meredam ekspektasi kebijakan yang secara signifikan lebih longgar, dengan Presiden The Fed Minneapolis, Neal Kashkari, mengatakan pada sebuah konferensi pada Rabu (10/8/2022) bahwa bank sentral "jauh, jauh dari menyatakan kemenangan" pada inflasi.

"Sementara data kemarin jelas mengurangi risiko tindakan agresif Fed lebih lanjut (+75 basis poin) dan karena itu membantu mengurangi permintaan dolar AS, kami sama-sama melihatnya tidak mungkin bahwa data ini saja akan mendorong lebih banyak penjualan dolar AS dari sini," analis mata uang di MUFG kata dalam sebuah catatan.

Euro dan yen Jepang termasuk di antara mata uang yang diuntungkan dari pelemahan dolar dan keduanya menambah kenaikan hari sebelumnya. Euro terakhir naik seperempat persen pada 1,03255 dolar, yen naik 0,2 persen menjadi 132,615 yen per dolar dan sterling secara luas datar terhadap dolar di 1,22250 dolar setelah naik lebih dari 1,0 persen hari sebelumnya.

Baca juga: Euro menguat di Asia jelang kenaikan ECB dan gas Rusia dimulai kembali

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022