• Beranda
  • Berita
  • Harga minyak merosot tertekan data ekonomi ekonomi China yang lemah

Harga minyak merosot tertekan data ekonomi ekonomi China yang lemah

16 Agustus 2022 06:00 WIB
Harga minyak merosot tertekan data ekonomi ekonomi China yang lemah
Ilustrasi - Harga minyak dunia turun. ANTARA/Shutterstock.

Open interest masih turun, dengan beberapa (pelaku pasar) tidak tertarik untuk menyentuhnya karena volatilitas. Itulah, menurut saya, alasan yang mengakibatkan volume yang lebih tinggi ke sisi negatif

Harga minyak menetap lebih rendah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah data ekonomi China yang mengecewakan memperbaharui kekhawatiran resesi global yang diperkirakan akan mengurangi permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober merosot 3,05 dolar AS atau 3,1 persen, menjadi menetap di 95,10 dolar AS per barel setelah jatuh 1,5 persen pada Jumat (12/8).

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September, tergelincir 2,68 dolar AS atau 2,9 persen, menjadi ditutup pada 89,41 dolar AS per barel setelah terpangkas 2,4 persen di sesi sebelumnya.

Brent berjangka mendekati level terendah sejak sebelum Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, sementara WTI berjangka menyentuh level terendah pada Senin (15/8) sejak awal Februari.

Bank sentral di China, importir minyak mentah terbesar di dunia, memangkas suku bunga pinjaman untuk menghidupkan kembali permintaan karena data menunjukkan ekonomi melambat secara tak terduga pada Juli, dengan aktivitas pabrik dan ritel tertekan oleh kebijakan nol-COVID Beijing dan krisis properti.

Produksi kilang minyak negara itu turun menjadi 12,53 juta barel per hari (bph), terendah sejak Maret 2020, data pemerintah menunjukkan.

Bank ING memangkas perkiraannya untuk pertumbuhan PDB China 2022 menjadi 4,0 persen, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,4 persen, dan mengatakan penurunan peringkat lebih lanjut dimungkinkan.

Open interest minyak mentah Brent bulan ini anjlok 20 persen dari Agustus tahun lalu.

"Open interest masih turun, dengan beberapa (pelaku pasar) tidak tertarik untuk menyentuhnya karena volatilitas. Itulah, menurut saya, alasan yang mengakibatkan volume yang lebih tinggi ke sisi negatif," kata analis minyak UBS Giovanni Staunovo, menambahkan bahwa pemicu penurunan pada Senin (15/8) adalah data China yang lemah.

Indeks dolar AS, sementara itu, naik mendekati pertengahan kisarannya bulan ini.

Minyak umumnya dihargai dalam dolar AS, sehingga greenback yang lebih kuat membuat komoditas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 juga menjadi fokus pada Senin (15/8). Pasokan minyak bisa meningkat jika Iran dan Amerika Serikat menerima tawaran dari Uni Eropa, yang akan menghapus sanksi terhadap ekspor minyak Iran, kata para analis.

Iran akan menanggapi pada tengah malam pada Senin (15/8) untuk rancangan teks "final" Uni Eropa guna menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015, kata menteri luar negerinya, menyerukan Amerika Serikat untuk menunjukkan fleksibilitas buat menyelesaikan tiga masalah yang tersisa.

Komponen pipa minyak yang rusak yang mengganggu produksi di beberapa anjungan lepas pantai Teluk Meksiko AS diperbaiki Jumat (12/8) malam, mendorong produsen minyak untuk mengaktifkan kembali beberapa produksi yang dihentikan, kata seorang pejabat Louisiana pekan lalu.

"Gangguan pasokan di beberapa anjungan minyak lepas pantai di wilayah pantai Teluk yang menambah kekuatan harga minggu lalu tampaknya telah stabil untuk saat ini dengan produksi dilanjutkan kembali," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022