Setelah meluncurkan logo dan Galeri Hunian Jakhabitat serta aplikasi Sirukim untuk pengintegrasian penyediaan perumahan di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan bahwa ke depan hunian Jakarta harus vertikal.
Hal tersebut, kata Anies, tergambar dari logo Jakhabitat yang memperlihatkan tiga panah bersusun ke arah atas yang terinspirasi dari rumah tradisional kampung di Wae Rebo yang dikenal dengan Kampung di atas Awan.
Dengan Jakhabitat ini, tambah Anies akan memudahkan masyarakat dalam mengikuti program penyedia rumah susun baik lewat program DP Rp0, program Rusunawa, penataan kampung, penataan kampung susun yang dikelola sebagai satu kesatuan.
"Dengan sistem ini, bagi masyarakat yang mencari hunian, informasinya bisa dilihat melalui galeri Jakhabitat dan aplikasi Sistem Perumahan dan Permukiman (Sirukim)," ucapnya.
Dalam Jakhabitat ini, hunian yang tersedia ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yakni Rumah Susun Sewa, sementara bagi masyarakat non MBR dibangun unit pada kawasan Transit Oriented Development (TOD) di lima stasiun MRT.
Namun meski untuk masyarakat non MBR, tiap-tiap unit TOD ini harus mengalokasikan 20 persen dari jumlah unit yang dibangun bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah.
"Jadi kawasan TOD yang nanti dibangun bukan menjadi kawasan TOD yang hanya bisa dinikmati oleh mereka yang berpenghasilan tengah dan tinggi, tapi masyarakat yang berpenghasilan rendah pun bisa tinggal di tempat-tempat yang jadi pusatnya Jakarta," ucapnya.
Baca juga: Kementerian PUPR bangun Rusun Ponpes Minhaajurrosyidiin di Jakarta
Baca juga: DPRD dorong semua rusunawa baru di Jakarta ramah disabilitas
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022