"Mudah-mudahan dengan kebersamaan dapat menjadi solusi bagi anak-anak yang mengalami kekerdilan, yang sulit makan, karena masa depan kita bergantung pada aksi dan langkah kolaboratif yang kita lakukan sekarang," kata Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bangka Barat Rosmala Sukirman di Mentok, Kamis.
Menurut dia, upaya pencegahan stunting tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri, namun butuh dukungan dan keterlibatan banyak pihak.
Baca juga: Pemkab Bangka Tengah tekan kasus stunting secara konvergensi
Untuk mewujudkan hal tersebut Tim Penggerak PKK Bangka Barat berupaya melakukan kerja sama dengan banyak pihak agar bisa bersama-sama melakukan edukasi dan sosialisasi terkait upaya pencegahan stunting kepada warga hingga pelosok.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan Pokja 4 Tim Penggerak PKK Kabupaten Bangka Barat berupa sarasehan pencegahan stunting di Desa Peradong guna meningkatkan pemahaman warga sekaligus menurunkan prevalensi angka stunting di desa tersebut.
“Desa Peradong dijadikan tempat pelaksanaan karena angka prevalensi stunting yang cukup tinggi. Jadi, ini adalah salah satu upaya kami dalam pencegahan kekerdilan di Bangka Barat," katanya.
Baca juga: Atasi stunting, Bangka bentuk pos penting mapan sehat
Rosmala menyebutkan jumlah balita stunting di Desa Peradong sebanyak 55 orang dengan prevalensi 34,59 persen. Artinya untuk mencapai target 14 persen pada tahun 2024 hanya punya waktu kurang dari tiga tahun.
Dengan sisa waktu yang singkat tersebut, kata dia, merupakan tantangan besar yang harus dihadapi bersama. Untuk itu, Tim Penggerak PKK sangat serius mengupayakan penurunan angka stunting di Desa Peradong.
Baca juga: Puluhan guru PAUD di Bangka dilibatkan cegah stunting
"Meskipun cukup berat, namun kita harus optimistis dan tidak boleh lengah, anak-anak bangsa adalah bagian dari masa kini dan masa depan. Sekarang kita rawat mereka, kelak mereka yang rawat bangsa," katanya.
Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022