• Beranda
  • Berita
  • BMKG minta warga waspadai kebakaran hutan di Manggarai Barat

BMKG minta warga waspadai kebakaran hutan di Manggarai Barat

19 Agustus 2022 15:23 WIB
BMKG minta warga waspadai kebakaran hutan di Manggarai Barat
Kebakaran lahan pada salah satu bukit di Labuan Bajo beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi)
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Komodo meminta masyarakat setempat untuk mewaspadai potensi angin kencang yang bisa menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Manggarai Barat, NTT pada tiga hari ke depan (19-21 Agustus 2022).

"Waspadai potensi angin kencang tiga hari ke depan, juga antisipasi kebakaran hutan dan lahan di wilayah dataran rendah," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Manggarai Barat Sti Nenotek di Labuan Bajo, Jumat.

Baca juga: BMKG: Waspadai seluruh wilayah NTT berstatus sangat mudah terbakar

Stasiun Meteorologi Komodo meminta warga mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di wilayah dataran rendah, seperti di Kecamatan Komodo, Lembor Selatan, Lembor, Boleng, dan Macang Pacar. Dia menyebut potensi angin kencang ini masih dipengaruhi oleh Monsoon Timur (Monsoon Australia).

Atas kondisi ini, Sti mengingatkan warga untuk tidak membakar lahan atau melakukan aktivitas yang berpotensi terjadi kebakaran. Para petani diimbau tidak membersihkan lahan atau membuka lahan baru dengan cara membakar yang mengakibatkan meluasnya kebakaran akibat adanya angin kencang.

Potensi kebakaran hutan dan lahan terjadi di seluruh wilayah NTT dengan status mudah terbakar. Peringatan dini kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT ini dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi El Tari Kupang.

Baca juga: BMKG: Sebagian besar wilayah NTT berstatus sangat mudah karhutla

Baca juga: Delapan daerah di NTT rawan mengalami kebakaran hutan-lahan


Dalam peringatan dini yang dikeluarkan, disebutkan bahwa tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah di seluruh wilayah NTT saat ini dalam keadaan sangat mudah terbakar. Selain itu, kondisi alang-alang dan dedaunan yang menutupi hutan dalam kondisi sangat kering dan mudah terbakar.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas yang berpotensi memicu kebakaran.

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022