• Beranda
  • Berita
  • PeduliLindungi rangkul keamanan prokes lintas negara

PeduliLindungi rangkul keamanan prokes lintas negara

1 September 2022 10:26 WIB
PeduliLindungi rangkul keamanan prokes lintas negara
Peserta uji coba teknologi QR code berstandar internasional WHO memperlihatkan kode batang yang tertera dalam aplikasi PeduliLindungi dalam agenda 1st HMM Yogyakarta 20 Juni 2022. ANTARA/Andi Firdaus

PeduliLindungi terus meningkatkan kenyamanan para penggunanya dengan menyediakan 14 bahasa ...

Semua pihak seharusnya mengapresiasi kehadiran Aplikasi PeduliLindungi yang benar-benar serius untuk melindungi seluruh warga Indonesia dari penularan COVID-19.

Bagaimana tidak? PeduliLindungi yang diluncurkan secara resmi pada bulan Maret 2020 itu, pada mulanya diciptakan hanya untuk melacak terjadinya kontak erat orang yang terkena COVID-19.

Dengan tujuannya yang sangat sederhana, PeduliLindungi hanya ingin membantu penduduk mengetahui pernah atau tidaknya melakukan kontak langsung atau berdekatan di satu ruang yang sama pada orang yang dinyatakan terkonfirmasi positif ataupun suspek.

Aplikasi yang dikembangkan Kementerian Kesehatan bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), serta Kementerian BUMN itu hanya ingin menekan terjadinya kenaikan kasus COVID-19.

Tanpa kenal lelah, pengembang PeduliLindungi terus memperbaharui aplikasi ini, mengikuti kebutuhan masyarakat hingga kini menjadi “map dokumentasi kesehatan” berjalan.

Di dalamnya, masyarakat dapat menikmati fitur akses sertifikat vaksinasi COVID-19, fitur penapisan (screening), konsultasi melalui telemedisin, sampai pelacakan kontak erat melalui Sijejak yang memanfaatkan Bluetooth.

Semua tempat seperti mal, perkantoran, pasar, sampai tempat ibadah dan moda transportasi telah berkenalan dengan PeduliLindungi supaya Tanah Air segera bebas dari pandemi. 2,5 tahun sudah PeduliLindungi menemani dan melindungi masyarakat.

Kini, PeduliLindungi kini memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Bahkan sebenarnya dapat dikatakan sebagai salah satu kebanggaan Indonesia karena diberikan kepercayaan untuk mengawal acara berskala global seperti halnya G20.

Sebagai pemimpin dari Presidensi G20, Indonesia mendorong PeduliLindungi untuk digunakan oleh setiap pihak tanpa mengecualikan siapa pun yang berusaha masuk ke dalam negara lewat pintu masuk mana pun, bahkan delegasi yang dijadikan sebagai tamu undangan sekalipun.

Dengan demikian, kehadiran PeduliLindungi sangat bermanfaat karena mampu mengawasi dan memantau pergerakan penularan virus terutama dalam ajang G20 yang digelar pada masa gelombang Omicron dengan varian seperti BA.4 dan BA.5.

Bila digambarkan dalam suatu kalimat, PeduliLindungi cocok dengan pernyataan Juru Bicara Indonesia untuk G20 Siti Nadia Tarmizi yang menyatakan bahwa pemerintah tak pernah bermain-main membuat kebijakan yang dapat menyelamatkan nyawa pasien yang positif terinfeksi COVID-19.

“Satu nyawa itu berharga. Walaupun angka kematian (akibat) Omicron jauh lebih rendah, seharusnya kita tetap bisa menyelamatkan walaupun hanya satu nyawa,” ucap Nadia.

G20 sehat terlindungi

Karena diamanatkan mengawal kesehatan seluruh pihak sampai ke tingkat global, PeduliLindungi juga merangkap sebagai paspor kesehatan melalui fitur Electronic-Health Alert Card (EHAC) yang dapat memperlihatkan riwayat perjalanan penggunanya.

Menurut Chief of Digital Transformation Office Kemenkes Setiaji, warga negara asing seperti delegasi G20 bahkan sudah bisa dengan mudah menginput data-data terkait syarat perjalanan yang ditetapkan pemerintah Indonesia karena adanya bantuan penambahan fitur ragam bahasa bagi pengguna.

PeduliLindungi terus meningkatkan kenyamanan para penggunanya dengan menyediakan 14 bahasa yakni bahasa Indonesia, Inggris, China, Prancis, Jepang, Rusia, Arab, Korea, dan bahasa Spanyol.

Adapun bahasa baru yang akan ditambahkan yakni Portugis, Jerman, Italia, dan Turki. Penambahan sejumlah bahasa itu bertujuan untuk mempermudah para pengguna dalam menikmati berbagai fitur yang disediakan.

Apalagi PeduliLindungi bersama dengan Vaccinated Travel Lane (VTL) besutan Singapura akan saling mendukung berjalannya protokol kesehatan secara ketat.

Melalui perluasan penggunaan bahasa itu, sertifikat vaksinasi luar negeri sudah dapat diajukan, diverifikasi, serta diakses melalui aplikasi PeduliLindungi. Setelah sebelumnya pengguna asing harus memasukkannya ke dalam situs terpisah.

Sebagai bentuk sinkronisasi agar aplikasi yang diberlakukan bagi perjalanan dari Indonesia ke Singapura berjalan dengan baik tanpa adanya kasus positif yang lolos dari pengawasan, pemerintah akan meminta delegasi untuk memindai (scan) QR code.

Pemindaian diberlakukan agar setiap pihak yang ada dalam rombongan delegasi terbukti telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 hingga dosis lengkap. Setiap pengembangan dalam PeduliLindungi dipastikan mengikuti surat edaran yang dikeluarkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19.

Bila peserta G20 belum melakukan verifikasi melalui aplikasi PeduliLindungi, atau status vaksinasi belum tercatat dalam PeduliLindungi atau masih membawa bukti berupa dokumen fisik, akan dibantu oleh petugas KKP di bandara untuk penginputan data tersebut.

QR code dapat ditemukan di seluruh kawasan yang menjadi tempat berlangsungnya acara global tersebut. Baik itu di hotel, ruang publik ataupun tempat-tempat wisata yang dikunjungi tiap delegasi yang hadir.

Selama pelaksanaan, penggunaan aplikasi yang memiliki logo berbentuk seperti hati berwarna biru tersebut juga diperuntukkan bagi peserta Presidensi G20 kelompok non-VVIP.

Data-data para WNA dapat dipastikan aman dari kebocoran karena sebelum bisa digunakan, PeduliLindungi akan meminta persetujuan pengguna terlebih dahulu. Selain itu, ia juga telah terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik Publik, yang tentunya dengan terdaftar, maka telah memenuhi persyaratan yang berlaku.

PeduliLindungi menggunakan Pusat Data Nasional yang terlindungi, menerapkan keamanan berlapis, serta diawasi secara berkala oleh Badan Siber dan Sandi Negara.

Bangsa disiplin prokes

Sementara terkait protokol kesehatan yang diterapkan selama G20, Kementerian Kesehatan memastikan tetamu Presidensi G20 mendapatkan pelayanan kesehatan yang berstandar paling maksimal.

Namun, para delegasi diharapkan untuk mematuhi aturan dengan melakukan vaksinasi dosis lengkap. Kemudian di bandara atau venue, tamu undangan harus melakukan pemeriksaan suhu tubuh serta gejala COVID-19.

“Para delegasi juga diharapkan memiliki asuransi kesehatan atau travel insurance yang menjamin perawatan di RS, termasuk COVID-19,” kata Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono.

Lewat scan QR code itulah, bisa diketahui mana pihak yang terinfeksi sehingga dapat dicegah penularannya ke orang lain.

Perlakuan kepada tetamu VVIP, misalnya, harus melakukan RT-PCR 1x24 jam sebelum kegiatan berlangsung, sementara delegasi akan disediakan tes antigen di venue.

Tak hanya PeduliLindungi yang disiapkan, layanan kesehatan seperti mini ICU, klinik, tim mobile seperti dokter spesialis jantung, dokter spesialis penyakit dalam konsultan jantung, dokter spesialis anestesi, dokter umum, dan perawat ICU, juga disiapkan.

Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan, juga menyediakan minimal dua ambulans advance high roof and long chasis dengan peralatan tas gawat darurat, ventilator mobile, bed side monitor, defibrilator/AED, syringe pump, infus pump, oksigen tabung, dan obat emergency untuk disiagakan.

PeduliLindungi sudah berupaya maksimal merangkul protokol kesehatan terus diterapkan secara ketat tanpa memandang siapa pun pihak yang menginjakkan kakinya di Indonesia. Oleh karenanya, giliran bangsa Indonesia untuk menguatkan usahanya untuk melindungi sesama dengan mematuhi setiap kebijakan baik yang ada.

Ajang Presidensi G20 menjadi momentum terbaik Indonesia untuk membuktikan pada dunia bahwa negara ini tidak hanya aman dan nyaman untuk ditinggali semua makhluk dari penularan COVID-19, tapi juga bangsa yang paling disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2022