Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat, dibayangi kebijakan moneter yang agresif dari bank sentral global.Kemungkinan masih akan tetap di kisaran itu, mengingat tren dalam beberapa waktu terakhir dolar AS terus menguat terhadap mata uang lainnya
Rupiah pagi ini menguat 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.901 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.918 per dolar AS.
Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya di Jakarta, Kamis, mengatakan, pagi ini rupiah memang menguat sedikit, namun masih tetap berada di atas level Rp14.900 per dolar AS.
"Kemungkinan masih akan tetap di kisaran itu, mengingat tren dalam beberapa waktu terakhir dolar AS terus menguat terhadap mata uang lainnya," ujar Rully.
Baca juga: Rupiah Kamis pagi menguat 17 poin
Investor tengah menanti jalur kebijakan moneter global jelang keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) dan komentar dari Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell di kemudian hari.
Powell akan berpartisipasi dalam diskusi di Konferensi Cato Institute, dengan para pejabat The Fed segera memasuki periode blackout sebelum pertemuan bank sentral AS pada 20-21 September.
Retorika baru-baru ini terus menjadi hawkish secara keseluruhan, dengan Presiden The Fed Boston Susan Collins mengatakan semalam bahwa membawa inflasi kembali ke level 2 persen adalah pekerjaan utama bank sentral.
Sementara Wakil Ketua The Fed Lael Brainard berkomentar bahwa kebijakan moneter ketat akan berlanjut selama yang diperlukan untuk menurunkan inflasi.
Baca juga: Yuan berbalik naik 12 basis poin, menjadi 6,9148 terhadap dolar AS
Pasar uang memberikan peluang 79 persen bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga 75 basis poin lagi pada pertemuan bulan ini, yang akan meningkatkan suku bunga Fed Fund Rate menjadi 3 persen hingga 3,25 persen.
Sementara ECB secara luas diperkirakan juga akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) pada Kamis ini untuk melawan inflasi yang tidak terkendali.
"Kalau dari dalam negeri belum banyak sentimen yang bisa mendorong rupiah, tapi overall kondisi ekonomi masih cukup baik. Cadangan devisa juga masih mencukupi, eksternal balance kuat, tapi memang lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global," kata Rully.
Rully memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.895 per dolar AS hingga Rp15.925 per dolar AS.
Pada Rabu (7/9) lalu rupiah ditutup melemah 33 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp14.918 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.885 per dolar AS.
Baca juga: Dolar lanjutkan kenaikan di Asia, jelang pidato Powell & keputusan ECB
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022