• Beranda
  • Berita
  • BMKG: Waspadai hari tanpa hujan ekstrem di 9 daerah NTT

BMKG: Waspadai hari tanpa hujan ekstrem di 9 daerah NTT

10 September 2022 16:34 WIB
BMKG: Waspadai hari tanpa hujan ekstrem di 9 daerah NTT
Ilustrasi - Lahan pertanian yang kering saat musim kemarau di Kabupaten Kupang, NTT. ANTARA/Aloysius Lewokeda.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga agar mewaspadai Hari Tanpa Hujan (HTH) ekstrem panjang yang tersebar di sembilan daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Daerah dengan HTH kategori ekstrem panjang tidak memiliki curah hujan lebih dari 61 hari sehingga perlu diwaspadai akan dampak bencana kekeringan," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan perkembangan pemantauan HTH di NTT pada Dasarian I September yang diperbaharui per 10 September 2022.

Ia menyebutkan daerah-daerah dengan HTH ekstrem panjang yaitu di sekitar Boru di Kabupaten Flores Timur, sekitar Kananggar dan Rambangru Kabupaten Sumba Timur, sekitar Stamet Tardamu Kabupaten Sabu Raijua, sekitar Olafuliha, Feapopi, dan Busalangga Kabupaten Rote Ndao.

Baca juga: Lahan kering yang terbakar di Labuan Bajo seluas 25 hektare

Baca juga: BMKG: Waspadai angin kencang bersifat kering di lima wilayah NTT


Selain itu, sekitar Fatubena dan Manulai II Kota Kupang, sekitar Baumata, Oenesu, dan Oemofa di Kabupaten Kupang, sekitar Boentuka dan Oebelo di Kabupaten Timor Tengah Selatan, sekitar Mamsena, Tafentah, Oenenu dan Sapa'an di Kabupaten Timor Tengah Utara, serta di sekitar Fatubenao dan Haekesak di Kabupaten Belu.

Rahmattulloh mengimbau masyarakat di wilayah-wilayah tersebut agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana kekeringan meteorologis.

Ancaman kekeringan dapat menimbulkan penurunan ketersediaan air sehingga ia menyarankan para petani agar menanam tanaman yang tidak membutuhkan banyak air agar berpeluang memberikan hasil di musim kemarau.

Masyarakat, kata dia, juga perlu menghemat penggunaan air bersih agar bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan selama musim kemarau berlangsung.

Selain itu, kata dia potensi kebakaran hutan dan lahan di tengah kondisi kekeringan dengan melakukan antisipasi berupa menghindari kegiatan yang dapat memicu titik api di area terbuka.*

Baca juga: BMKG: Waspadai angin kencang bersifat kering di empat wilayah NTT

Baca juga: BMKG imbau warga waspadai angin kencang yang bersifat kering di NTT

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022