Ketua IADO Gatot Dewa Broto mengatakan sesuai dengan ketentuan, ajang olahraga internasional tersebut wajib dilengkapi dengan pelaksanaan kontrol doping.
"Tujuannya memastikan para juara dari setiap kelas yang dipertandingkan tidak terindikasi melakukan atau mengonsumsi zat terlarang sebagaimana dalam daftar yang telah diterbitkan oleh WADA (Badan Anti-Doping Dunia)," kata Gatot di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: KONI Pusat dan IADO bakal masifkan pendidikan anti-doping di Indonesia
Baca juga: BNN dukung IADO cegah penggunaan doping di dunia olahraga
Keterlibatan IADO pun tak lepas dari permintaan panitia pelaksana IFSC Climbing Sport Jakarta 2022 melalui surat pada 22 September.
"IADO telah diberi kewenangan sebagai TA (Testing Authority) pelaksanaan doping cotrol terhadap sejumlah atlet tertentu," ujar Gatot menambahkan
Sesuai ketentuan yang di atur Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC), para juara dari empat kategori yang dipertandingkan di IFSC Climbing Sport Jakarta 2022 yakni speed putra dan putri, serta lead putra dan putri bakal menjalani tes doping.
"Plus tentatif ditambah atlet -atlet jika telah memecahkan rekor dunia. Dalam event tersebut, IADO menerjunkan empat DCO (Doping Control Officer) yang sangat berpengalaman di ajang-ajang internasional," kata Gatot.
"Mulai dari pengambilan urine sampel di DCS (Doping Control Station) di area arena perlombaan, penarikan sampel ke IADO dan langsung dikirimkan oleh IADO ke Laboratorium anti-doping yang diakreditasi WADA, yaitu di Bangkok, Thailand," pungkas Gatot.
Baca juga: Hasil kualifikasi IFSC World Cup 2022: Veddriq pimpin speed putra
Baca juga: Katibin dan Veddriq makin dekat menuju gelar juara dunia panjat tebing
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022