Wakil direktur di Google Maps Chris Phillips dalam siaran di blog resmi Google, disiarkan Rabu (28/9) waktu setempat, mengatakan visualisasi pada aplikasi tersebut mengajak pengguna seolah-olah berada langsung di lokasi itu.
Fitur pertama, pengguna bisa mendapat gambaran seperti apa dan bagaimana nuansa sebuah lingkungan. Google menggabungkan kecerdasan buatan dengan foto, ulasan dan video dari pengguna Maps untuk memberi informasi tentang sebuah lokasi.
Baca juga: Lima aplikasi wajib pasang selama mudik Lebaran
Misalnya, di Paris, pengguna bisa melihat lingkungan mana yang terkenal memiliki karya seni dan mana yang bisa menjadi tujuan wisata kuliner. Dengan visualisasi di Google Maps, pengguna diharapkan bisa membuat keputusan mana yang akan mereka kunjungi.
Fitur kedua berupa tampak atas untuk lebih dari 250 tengara (landmark) di dunia. Dengan pemandangan dari atas, pengguna bisa memperkirakan seperti apa suasana di lokasi dan fasilitas yang dimiliki dari tempat yang dituju.
Fitur ini untuk sementara akan hadir untuk pengguna di Los Angeles, New York dan San Francisco di Amerika Serikat; London, Inggris Raya; dan Tokyo, Jepang.
Ketiga, fitur pencarian untuk Live View. Fitur pencarian ini akan memuat visualisasi lingkungan sekitar sesuai dengan aslinya supaya pengguna dengan mudah mencari lokasi yang mereka tuju.
Terakhir, Google Maps akan memberikan rute mengemudi yang paling efisien supaya pengguna tidak terlalu banyak mengonsumsi bahan bakar. Fitur ini baru tersedia di Amerika Serikat, Kanada dan Eropa.
Baca juga: Google Maps Street View hadir di India
Baca juga: Google Maps hadirkan fitur estimasi biaya jalan tol Indonesia
Baca juga: Google Maps mulai berikan informasi tarif tol
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022