Para suporter perwakilan dari empat kabupaten, seperti suporter Taretan Dhibi' dari Pamekasan, Trunojoyo Mania dari Sampang, Kaconk Mania dari Bangkalan dan Pecot Mania dari Kabupaten Sumenep berkumpul di Taman Aren Lancor, Pamekasan.
"Tragedi Kanjuruhan bukan hanya masalah suporter Arema saja, akan tetapi merupakan persoalan kita semua sebagai suporter bola," kata suporter Taretan Dhibi, Husen.
Husen merupakan suporter senior yang selama ini aktif datang ke tribun dalam berbagai momen pertandingan klub Madura United FC, baik saat tandang maupun saat klub bermain di kandang.
Baca juga: Suporter Barito nyalakan lilin sebagai duka untuk Tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Kompolnas awasi kinerja tim investigasi Kanjuruhan
Bagi Husen, sepakbola sebenarnya bukan hanya sebatas olahraga dan hiburan, akan tetapi juga menjadi sarana dalam menjalin persahabatan dan persaudaraan.
Rivalitas atau pertandingan di lapangan, menurut dia, hanya 90 menit, selebihnya untuk menjalin persaudaraan dan pertemanan antara sesama.
"Karena itu, kami sangat merasakan duka yang terjadi pada klub lain, sehingga pada malam ini kami bergerak, berdoa di sini untuk mereka yang telah menjadi korban pada tragedi Kanjuruhan di Malang itu," katanya.
Selain komunitas suporter bola, kelompok masyarakat lain yang juga bergabung pada acara aksi bakar lilin dan doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan itu adalah komunitas sepeda motor yakni 'Marter Max' dan kelompok pengajian anak jalanan Pamekasan.
Aksi bakar lilin di Monumen Arek Lancor Pamekasan ini dimulai dengan mengheningkan cipta dan doa bersama oleh Kiai Abbas Katandur, serta penyampaikan ucapan bela sungkawa oleh masing-masing perwakilan suporter klub bola Madura kepada perwakilan suporter Arema FC asal Pamekasan yang juga hadir di acara itu.
"Kami menyampaikan duka yang mendalam atas tragedi Kanjuruhan. Semoga kejadian itu merupakan yang pertama dan terakhir," kata Ketua Suporter Taretan Dhibi' Adi Sutrisno.
Hadirin selanjutnya menyanyikan lagu-lagu Aremania dinyanyikan dan diakhiri dengan aksi penaburan bunga.
Sementara itu, berdasarkan data terakhir, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 itu sebanyak 125 orang dengan jumlah korban luka-luka sebanyak 323 orang.*
Baca juga: Kapolresta Malang Kota asuh anak yatim piatu akibat tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Polda Jateng siap konsolidasi dengan pengurus sepak bola
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022