Jambore Suporter, kata pria yang akrab disapa Yuke itu, pernah dilakukan sebelumnya dengan misi menjunjung tinggi persaudaraan, persatuan dan perdamaian di antara para suporter.
"Sekitar tahun 2006 itu ada yang namanya Jambore Suporter dan harus dijalankan kembali," ujar Yuke kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.
"Karena dalam pertandingan suporter tuan rumah akan menjamu suporter tamu. Kalau itu diadakan seperti jambore, mereka akan sering bertemu, sering koordinasi, dan akan ada ikatan solidaritas," kata Yuke menambahkan.
Baca juga: Tokoh Aremania hubungi pentolan Bonek bahas perdamaian
Berdasarkan catatan, pertemuan antarsuporter memang pernah dilakukan beberapa kali. Misalnya pada 2006 dengan tema Copa Dji Sam Soe Jambore Suporter Indonesia.
Lebih dari sekadar ajang bersilaturahmi, kegiatan tersebut juga diisi dengan edukasi dari para narasumber yang berkompeten.
Namun, seiring berjalannya waktu kegiatan tersebut seolah berhenti dengan sendirinya. Dengan begitu, kata Yuke, Jambore Suporter perlu dilakukan kembali untuk meningkatkan ikatan persaudaraan antarpendukung klub sepak bola di Tanah Air.
Pada sisi lain, sebelumnya Ketua Divisi Pembinaan Suporter PSSI Budiman Dalimunthe mengatakan akan intens dan makin banyak yang diajak turut serta bersatu untuk suporter dan sepak bola Indonesia.
"Suporter adalah stakeholder dari sepak bola. Ke depan dalam bentuk forum, dalam bentuk workshop dan dalam bentuk rembug yang lebih besar lagi dan intens, kami akan berupaya memberikan yang terbaik untuk kemajuan sepak bola Indonesia," katanya.
Baca juga: Menpora lapor Presiden hasil deklarasi bersama empat suporter besar
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, kemarin, juga melapor kepada Presiden Joko Widodo terkait deklarasi bersama empat suporter yang menghadiri rapat koordinasi perbaikan prosedur pengamanan penyelenggaraan sepak bola Indonesia.
Mereka yang hadir adalah suporter dari empat klub berbasis massa besar yakni Arema FC, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, dan Persib Bandung.
Menpora mendapatkan arahan dari Presiden Jokowi menyusul terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari seratus orang setelah pertandingan Liga 1 antara Arema kontra Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10) pekan lalu.
Peristiwa bermula dari kekalahan 2-3 yang diderita Arema dan selepas pertandingan sejumlah suporter tuan rumah turun memasuki lapangan, yang direspon keras oleh petugas pengamanan dengan melepaskan tembakan gas air mata ke tribun Stadion Kanjuruhan.
Presiden Jokowi telah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang diketuai Menkopolhukam Mahfud MD dan didampingi Menpora sebagai wakil ketua.
Tim berisikan 13 anggota itu diminta Presiden Jokowi untuk mengusut Tragedi Kanjuruhan dengan tenggat waktu kurang dari satu bulan sejak dibentuk.
Baca juga: Benih dan gaung perdamaian suporter kian bermunculan
Baca juga: Indonesia dan FIFA akan bentuk tim transformasi sepak bola
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2022