• Beranda
  • Berita
  • Pengembangan vokasi dinilai perlu menyentuh pendidikan berbasis agama

Pengembangan vokasi dinilai perlu menyentuh pendidikan berbasis agama

12 Oktober 2022 18:55 WIB
Pengembangan vokasi dinilai perlu menyentuh pendidikan berbasis agama
Tangkapan layar - Direktur Jenderal pendidikan Islam Kementerian Agama Muhammad Ali Ramdani saat memberikan sambutan pada Culminating Event Samsung Innovation Campus (SIC) yang diikuti secara virtual, Rabu (12/10/2022) (ANTARA/Fathur Rochman)
Direktur Jenderal pendidikan Islam Kementerian Agama Muhammad Ali Ramdani menilai pengembangan vokasi harus menyentuh institusi berbasis agama dan mencetak tenaga kerja dalam jumlah besar setiap tahunnya.

"Kami merasa bahwa pengembangan vokasi harus menyentuh institusi pendidikan berbasis agama yang jumlahnya banyak dan mencetak tenaga kerja dalam jumlah besar setiap tahunnya," ujar Ali dalam sambutannya pada Culminating Event Samsung Innovation Campus (SIC) yang diikuti secara virtual, Rabu.

Ali menilai hal itu penting karena pada praktiknya, angka pengangguran terbuka dari lulusan sekolah menengah masih relatif tergolong tinggi, yakni 9,72 persen berdasarkan survei angkatan kerja nasional 2021 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik.

Dikatakan Ali bahwa sejak 2018 Kementerian Agama telah mendirikan dua madrasah aliyah negeri di Ende, Nusa Tenggara Timur dan Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

Selain itu, pihaknya juga telah mengembangkan program keterampilan di 153 madrasah aliyah di seluruh Indonesia.

Namun, di samping itu semua, Ali menilai bahwa mutu penyelenggaraan program pendidikan vokasi masih perlu diasah dan ditingkatkan, menyesuaikan dengan keterampilan yang dicari di era industri digital saat ini.

"Untuk itulah diperlukan sinergi yang erat dengan berbagai pihak salah satunya dengan pelaku industri seperti Samsung," kata dia.

Ali mengatakan kolaborasi dan sinergi tersebut dapat dilakukan dengan konsep link and match yang mencakup penyusunan kurikulum pembelajaran berbasis proyek magang, peningkatan kompetensi bagi guru dan siswa, hingga pemberian beasiswa dan penempatan kerja

Dia pun mengapresiasi inisiatif Samsung yang telah menghadirkan program Samsung Innovation Campus yang saat ini telah memasuki batch ketiga.

Dia berharap program tersebut bisa menjangkau lebih banyak sekolah madrasah aliyah dan madrasah aliyah kejuruan sehingga manfaatnya dirasakan lebih banyak oleh guru dan siswa, serta mencetak lebih banyak sumber daya manusia yang siap bekerja di era digital.

"Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama akan selalu berada pada garis terdepan untuk mendukung inisiatif-inisiatif semacam ini, sebab masa depan generasi muda bangsa ini harus dan patut diperjuangkan bersama dengan bergandengan tangan demi masa depan bangsa yang lebih baik," ucap Ali.

Samsung Innovation Campus merupakan inisiatif yang dihadirkan Samsung untuk mempersiapkan generasi muda siap kerja di Indonesia melalui pembekalan dasar keahlian digital pada pendidikan vokasi.

Saat ini, SIC telah memasuki batch ketiga dan diikuti oleh 1.000 siswa serta 150 guru dari 70 sekolah yang tersebar di 38 SMK dan 32 MA/MAK di seluruh daerah di Indonesia.

Setelah melalui rangkaian proses penilaian dan evaluasi, dewan juri memilih tiga kelompok terbaik, yaitu tim SIC Geger 3 dari SMKN 1 Geger sebagai pemenang pertama, tim Altissimo dari SMKN 1 Cimahi sebagai pemenang kedua, dan tim Nebula dari SMKN 1 Cimahi sebagai pemenang ketiga.

Baca juga: Keselarasan kunci revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi

Baca juga: Samsung Galaxy S22 series dapat pembaruan One UI 5 versi beta

Baca juga: Inovasi siswa SIC, smart aquarium hingga kacamata canggih

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022