• Beranda
  • Berita
  • Menteri PUPR ingatkan pembangunan bendungan Aceh tak rusak lingkungan

Menteri PUPR ingatkan pembangunan bendungan Aceh tak rusak lingkungan

19 Oktober 2022 21:15 WIB
Menteri PUPR ingatkan pembangunan bendungan Aceh tak rusak lingkungan
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (depan) saat melihat pembangunan bendungan Rokoh di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh, Rabu (19/10/2022) (ANTARA/Rahmat Fajri)
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengingatkan pembangunan bendungan di Rukoh Kabupaten Pidie Provinsi Aceh tidak merusak lingkungan, termasuk pembangunan di daerah lainnya di Indonesia.

"Bukan hanya di sini (bendungan Rukoh Pidie), semua pembangunan Kementerian PUPR mengutamakan lingkungan dan estetika, ini harus dijaga. Jangan rusak lingkungan yang tidak ada manfaatnya," kata Basuki Hadimuljono, di Pidie, Rabu.

Hal itu disampaikan Basuki Hadimuljono saat melakukan peninjauan progres pembangunan bendungan Rukoh bersama unsur Pemerintah Aceh dan Pemkab setempat, di Pidie.

Basuki menegaskan lingkungan dan estetika menjadi perhatian khusus dari semua kegiatan yang dilaksanakan Kementerian PUPR. Hal tersebut juga sudah menjadi kepedulian dari Presiden Jokowi untuk menjaga alam.

Baca juga: Menteri Basuki tekankan tidak bangun bendungan baru pada 2023-2024

Basuki pun mengharapkan pembangunan bendungan ini jangan sampai merusak hutan di sekitarnya, sehingga kalau memang tidak terlalu dibutuhkan, sebaiknya pembangunan jangan dilaksanakan untuk menghindari sedimentasi di bendungan.

"Jangan biarkan lingkungan terlalu lama telanjang, karena ini masih sangat bagus sekali hutannya (hutan Pidie)," ujarnya.

Ia pun kembali menegaskan bahwa pekerjaan bendungan harus dilaksanakan dengan rapi dan mengutamakan kualitas, serta harus berusaha hati-hati untuk menghindari insiden kecelakaan kerja.

Selain itu, Basuki menyampaikan bahwa bendungan Rukoh tersebut dapat membantu para masyarakat petani setempat. Karena bangunan itu nantinya dapat menampung air untuk 11.950 hektare irigasi yang sering kekurangan air.

Basuki menjelaskan, selama ini petani di sana hanya memiliki pola tanam 140 persen. Artinya saat musim hujan petani hanya menanam 100 persen, dan musim kemarau 40 persen dari 11.950 hektare irigasi tersebut akibat kekurangan air.

Namun, kata Basuki, dengan adanya bendungan ini, maka pola tanamnya bisa menjadi 300 persen atau dapat tiga kali tanam karena airnya bakal selalu terjamin dari bendungan Rukoh tersebut.

Baca juga: Menteri PUPR: Pelaksana proyek bendungan utamakan kualitas-lingkungan

"Itu artinya 140 persen menjadi 300 persen, dengan pengerjaan itu masyarakat sangat mendukung karena kita untuk menjamin airnya ada setiap saat," katanya.

Keyakinan Basuki muncul, karena bendungan tersebut akan selalu memiliki air karena bakal menambahkan tampungan air dari sungai Tiro yang berada tidak jauh dari lokasi tersebut sebesar 16 meter kubik per detik.

Langkah tersebut, lanjut Basuki, sangat bermanfaat untuk mengurangi intensitas banjir di wilayah Tiro serta membantu kecukupan air di wilayah bendungan Rukoh.

"Sebenarnya kita mau membangun bendungan di Tiro, tetapi tampungannya kecil. Di sini (Rukoh) tampungan besar sungai kecil, maka dari itu kita ditambahkan kesini. Sehingga di sana mengurangi banjir di sini nambahi air untuk irigasi, sangat baik," demikian Basuki.

Baca juga: Menteri PUPR persembahkan wajah baru TMII untuk dukung Presidensi G20

Baca juga: Menteri Basuki peringati Hari Habitat dan Hari Kota Dunia di TMII

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022