• Beranda
  • Berita
  • POLRI bagikan kiat sederhana agar aman di ruang siber

POLRI bagikan kiat sederhana agar aman di ruang siber

22 Oktober 2022 20:30 WIB
POLRI bagikan kiat sederhana agar aman di ruang siber
Tangkapan layar Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri Brigjen Pol Umar Effendi saat menjadi pembicara untuk kelas literasi digital keamanan siber bagi para santri dalam rangka Hari Santri Nasional 2022 dalam diskusi interaktif "Mewujudkan Kedaulatan Cyber Indonesia" di Jakarta, Sabtu (22/10/2022). ANTARA/Livia Kristianti.
Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri Brigjen Pol Umar Effendi membagikan beberapa kiat mudah dan sederhana agar masyarakat bisa tetap aman saat berada di ruang siber.

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara dalam kelas literasi digital terkait keamanan siber bagi 1.100 santri di Hari Santri Nasional 2022 secara hibrid.
 
"Pertama jelas harus pakai firewall. Ini sebenarnya harusnya sudah lumrah, cuma tadi kaitannya dengan usaha bisnis saking semangatnya jadi lupa tidak pakai pengamanan seperti firewall ini. Kemudian jangan lupa pasang kata sandi yang kuat dan juga antivirus. Jadi ini sudah satu paket kalau kita pakai sarana ke ruang siber ini," kata Umar dalam diskusi interaktif "Mewujudkan Kedaulatan Cyber Indonesia" di Jakarta, Sabtu.

Secara singkat firewall dikenal sebagai sistem yang memberikan perlindungan untuk perangkat teknologi yang terhubung dengan ruang digital.

Sistem tersebut biasanya ,memanfaatkan perangkat lunak agar bisa mencegah akses yang tidak diinginkan baik dari atau ke dalam suatu jaringan internal dan sifatnya memblokir akses tidak dikenal itu sehingga data pengguna bisa lebih aman di perangkat teknologinya.

Baca juga: AFTECH: Serangan siber masih jadi tantangan bagi tekfin

Kiat selanjutnya yang dibagikan Umar ialah agar masyarakat tidak sembarang meng-klik situs web atau link yang didapatkan dari kontak yang tidak jelas.

Ia mencontohkan modus sejenis kerap terjadi di salah satu aplikasi pesan instan dan pelaku kejahatan secara tiba-tiba mengirim tautan situs web yang terkadang menarik untuk dibuka karena pesannya terasa personal.

Jika menemukan hal sejenis, maka Umar menyarankan agar masyarakat tidak langsung meng-klik link mencurigakan tersebut dan bisa memeriksa lebih teliti siapa pengirimnya hingga memeriksa lebih jelas situs yang dimaksud lewat mesin pencarian.

"Kalau menerima yang seperti begitu jangan dibuka, karena itu kini menjadi upaya seorang hacker (peretas) untuk masuk ke gawai yang anda miliki," tegas Umar.

Kiat lainnya, Umar menyarankan agar masyarakat bisa bijak menggunakan media sosial dan tidak tidak sembarangan untuk membagikan konten di ruang digital.

Dalam beragam kesempatan, Kementerian Kominfo juga mempromosikan sikap tersebut dengan sebutan "Saring sebelum Sharing".

Dengan sikap tersebut, masyarakat bisa berkontribusi secara positif untuk mengurangi penyebaran konten-konten negatif atau mungkin tidak benar sehingga ruang digital di Indonesia bisa lebih produktif.

Kiat terakhir, Umar mengingatkan agar masyarakat bisa menggunakan layanan serta aplikasi resmi yang telah terdaftar di gawainya.

Ia berharap masyarakat tidak menggunakan aplikasi bajakan yang tidak terjamin keamanannya dan berpotensi menyebabkan masalah keamanan siber.

"Gunakan aplikasi yang resmi, karena itu ada garansinya. Sehingga kita bisa terhindar dari serangan maupun kejahatan siber yang ada," tutupnya.

Baca juga: Ribuan santri dapatkan literasi keamanan siber di Hari Santri Nasional

Baca juga: TNI kerja sama BSSN untuk keamanan siber KTT G20

Baca juga: Pencurian kata sandi mengintai UMKM Asia Tenggara dan Indonesia

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022