• Beranda
  • Berita
  • Kemenkes: Vaksin penguat penting di tengah kenaikan kasus COVID-19

Kemenkes: Vaksin penguat penting di tengah kenaikan kasus COVID-19

4 November 2022 19:27 WIB
Kemenkes: Vaksin penguat penting di tengah kenaikan kasus COVID-19
Tangkapan layar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Jumat (4/11/2022). ANTARA/ Zubi Mahrofi

vaksinasi booster masih jauh dari target 50 persen karena berbagai sebab

Kementerian Kesehatan RI mengingatkan masyarakat untuk segera mengakses perlindungan vaksin COVID-19 dosis penguat atau booster di tengah kenaikan angka kasus akibat varian baru di Indonesia.

"Ini jadi catatan bagi kita semua, bahwa pandemi masih ada di sekitar kita dan ada 28 negara yang mengalami kenaikan kasus, termasuk Singapura. Ini dikaitkan dengan subvarian baru XBB dan XBB.1," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 3 November 2022, ada 30 provinsi yang mengalami peningkatan kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir, sedangkan empat provinsi lainnya terjadi penurunan kasus.

Dilansir dari Laporan Harian COVID-19 Kemenkes RI, empat provinsi yang mengalami penurunan kasus konfirmasi di antaranya Bengkulu, Jambi Papua Barat, Gorontalo. Sementara sisanya mengalami tren kenaikan kasus.

Jumlah konfirmasi kasus positif COVID-19 sebanyak 4.951. Dalam empat hari terakhir, kasus naik 4.700an sampai 4.900an.

Baca juga: Luhut: Puncak gelombang varian baru COVID-19 dua bulan ke depan
Baca juga: BPOM terbitkan EUA Vaksin InaVac untuk penggunaan dosis primer

Menurut Syahril, kenaikan kasus memang tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan saat munculnya subvarian BA.4 dan BA.5. Tapi masyarakat harus tetap meningkatkan kewaspadaan.

Di sisi lain, jumlah masyarakat yang sudah mengikuti vaksinasi dosis ketiga atau booster baru 27,62 persen. "Masih jauh dari target 50 persen. Masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama sebanyak 87 persen dan dosis kedua 73 persen," katanya.

"Memang untuk vaksinasi booster masih jauh dari target 50 persen karena berbagai sebab. Kami akan menggerakkan ulang lagi vaksinasi booster, karena kami yakin vaksinasi adalah upaya memberikan perlindungan ke masyarakat," ujar Syahril menambahkan.

Syahril yang juga menjabat sebagai Dirut RSPI Sulianti Saroso mengatakan peningkatan vaksinasi booster bagian dari strategi pemerintah untuk bisa mengendalikan COVID-19.

Baca juga: Kemenkes: Kasus subvarian XBB dan XBB.1 di Indonesia sebanyak 12 orang
Baca juga: Pj Gubernur DKI minta warga jaga prokes dan vaksinasi COVID-19

Menurut Syahril, ada enam langkah Indonesia mengakhiri pandemi, selain capaian booster, juga meningkatkan edukasi ke masyarakat agar terus menjalankan protokol kesehatan.

"Protokol kesehatan jadi syarat, jangan dikendorkan dulu. Ini bagian dari pelindungan dan pencegahan kita. Tetap waspada, tapi jangan panik," ujarnya.

Kemenkes baru-baru ini telah mendistribusikan 5 juta vaksin Pfizer untuk dosis penguat menuju sejumlah daerah yang membutuhkan. Selain itu, vaksin produksi dalam negeri IndoVac juga telah siap didistribusikan menuju sentra layanan vaksinasi.

Baca juga: PB IDI sebut obat pasien COVID-19 di Indonesia efektif atasi XBB

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022