"Tentu saja, kami menyambut baik kemauan politik seperti itu, tetapi mengingat situasi de facto dan de jure sekarang di pihak Ukraina, platform seperti itu tidak dapat diwujudkan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, Senin.
Sebelumnya dalam wawancara dengan harian Italia, La Stampa, Paus Fransiskus 10 hari lalu menegaskan kembali bahwa Vatikan siap melakukan langkah apa pun yang memungkinkan untuk menengahi dan mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina lebih dari sembilan bulan lalu, beberapa negara,termasuk Turki, Israel, dan China disebut-sebut sebagai mediator potensial dalam konflik tersebut.
Rusia menuduh Ukraina menutup prospek pembicaraan dengan mengesampingkan keterlibatan dengan Presiden Vladimir Putin.
Ukraina sendiri menolak gagasan menyerahkan wilayah yang direbut --tindakan yang dilihatnya dan negara-negara Barat sebagai perampasan tanah gaya kekaisaran.
Paus Fransiskus sering menyebut Ukraina ketika menyampaikan pernyataan kepada publik.
Paus telah beberapa kali memperingatkan bahwa krisis Ukraina berisiko memicu penggunaan senjata nuklir dengan menimbulkan konsekuensi global yang tidak terkendali.
Pada Oktober, Paus untuk pertama kalinya secara langsung memohon kepada Putin untuk menghentikan lingkaran kekerasan dan kematian di Ukraina.
Sumber: Reuters
Baca juga: Paus bandingkan perang di Ukraina dengan bencana kelaparan 1930-an
Baca juga: Paus Fransiskus: Perang Ukraina alihkan perhatian dunia dari kelaparan
International Corner - Dino Patti Djalal sebut mengakhiri perang Rusia-Ukraina jadi solusi megakrisis global (1)
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022