Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur akan memperkuat tiga langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi di NTT pada 2023.Pertama, memperkuat pertumbuhan ekonomi dengan mendorong hilirisasi dan ekosistem pembiayaan sektor produktif,
"Pertama, memperkuat pertumbuhan ekonomi dengan mendorong hilirisasi dan ekosistem pembiayaan sektor produktif," kata Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BI NTT Donny H Heatubun dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat.
Ia mengatakan dalam upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi tersebut, BI akan memperkuat kolaborasi dan sinergi pengembangan pariwisata dan tenun NTT, mengakselerasi investasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM), serta mendorong optimalisasi belanja pemerintah.
Baca juga: Kemenkeu sebut ekonomi RI alami kemajuan namun masih perlu dipercepat
Kedua, kata dia menjaga stabilitas perekonomian dengan langkah penguatan sinergi dan koordinasi pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
BI juga akan melakukan analisis dan kajian serta memperkuat kolaborasi dalam stabilisasi makro ekonomi dan keuangan daerah.
Langkah ketiga adalah mengakselerasi digitalisasi untuk mendorong efisiensi transaksi ekonomi melalui digitalisasi pertanian UMKM.
Ia mengatakan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang tercatat bertumbuh mencapai 139.385 pengguna per 20221 akan terus didorong. Selain itu melanjutkan akseptasi BI Fast serta mempercepat dan memperluas digitalisasi daerah melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).
Baca juga: Wamendag: Pertumbuhan ekonomi berimbang kunci pemulihan
BI NTT sebelumnya memperkirakan perekonomian NTT pada 2023 akan tumbuh berkisar antara 4,31-5,11 persen secara tahunan berdasarkan asesmen dan perkembangan indikator ekonomi terkini.
Sementara itu inflasi pada 2023 juga diperkirakan akan kembali pada sasaran 3 plus minus 1 persen secara tahunan dengan dukungan koordinasi kebijakan dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra strategis dalam pengendalian inflasi.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022