Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan vaksinasi penguat dosis kedua bagi warga lanjut usia (lansia) di wilayah ini untuk meningkatkan imunitas dari COVID-19.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Gunungkidul Sugondo di Gunungkidul, Minggu, mengatakan pihaknya sudah menginstruksikan ke seluruh pusat pelayanan kesehatan untuk melakukan vaksinasi COVID-19 penguat dosis kedua bagi lansia.
"Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 penguat dosis kedua bagi lansia ini merupakan tindak lanjut surat edaran dari pusat," kata Sugondo.
Baca juga: IDI : Boster COVID-19 dosis kedua upaya ekstra lindungi lansia
Ia mengatakan surat edaran dari pusat juga berisi tentang teknis pemberian booster dosis kedua bagi lansia. Booster kedua ini diperuntukkan bagi mereka yang berumur di atas 60 tahun.
"Jarak antara booster pertama dan kedua minimal 6 bulan. Merek vaksin yang diberikan pun beragam, termasuk Indovac dan Zifivax," katanya.
Surat edaran tersebut menyebutkan bahwa dosis yang diberikan bervariasi dari 0,15 mililiter (ml) hingga 0,5 ml. Pelaksanaannya akan dilakukan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Gunungkidul.
"Lansia akan mendapatkan vaksinasi COVID-19 penguat dosis kedua sesuai dengan dosis pertama," katanya.
Baca juga: Kemenko: Lansia dengan komorbid perlu segera dapatkan booster kedua
Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan fasilitas pelayanan kesehatan di Gunungkidul mulai dari puskesmas sudah mulai melakukan vaksinasi COVID-19 penguat dosis kedua bagi lansia.
"Beberapa puskesmas sudah mulai memberikan vaksin penguat dosis kedua bagi lansia. Jenis vaksin yang diberikan adalah Pfizer. Hal ini dikarenakan stok yang ada saat ini baru Pfizer," kata Dewi.
Ia mengatakan jumlah sasaran vaksinasi penguat dosis kedua lansia ini sesuai dengan data Komisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional ( KPCPEN) sebanyak 124.129 sasaran.
Baca juga: Pakar: Booster kedua lindungi lansia dari risiko COVID-19
"Kami harus melakukan vaksinasi dari rumah ke rumah, sehingga pelaksanaannya membutuhkan waktu lama," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022