• Beranda
  • Berita
  • Vaksinasi HPV pada 2023 sasar 1,4 juta pelajar perempuan kelas V-VI SD

Vaksinasi HPV pada 2023 sasar 1,4 juta pelajar perempuan kelas V-VI SD

13 Desember 2022 14:15 WIB
Vaksinasi HPV pada 2023 sasar 1,4 juta pelajar perempuan kelas V-VI SD
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir saat menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait kerja sama transfer teknologi dengan perusahaan farmasi asal AS Merck Sharp & Dohme (MSD) di Jakarta, Selasa (13/12/2022). ANTARA/Andi Firdaus/am.

Tahap pertama dukungan (pendanaan) pemerintah untuk vaksin ini ada sekitar 1,4 juta anak sekolah kelas V sampai VI SD di Indonesia

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan Program Vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) pada 2023 menyasar sekitar 1,4 juta pelajar perempuan kelas V hingga VI sekolah dasar (SD).

"Ada beberapa segmen yang kami sasar. Tahap pertama dukungan (pendanaan) pemerintah untuk vaksin ini ada sekitar 1,4 juta anak sekolah kelas V sampai VI SD di Indonesia," kata Honesti Basyir di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan pemerintah melalui Bio Farma selaku industri farmasi BUMN memperkirakan kebutuhan vaksin tahap pertama berkisar 2,8--3 juta dosis per tahun.

Vaksin HPV diberikan sebanyak tiga dosis, dengan masing-masing pemberian 0,5 ml. Pada vaksin HPV bivalen, dosis kedua diberikan 1 bulan setelah dosis pertama dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah dosis pertama, sehingga interval pemberian vaksin HPV bivalen menjadi 0,1 dan 6 bulan.

Jumlah peserta vaksinasi ditargetkan kembali bertambah dengan menyasar kaum perempuan berusia subur mulai dari usia 10 hingga 50 tahun.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, kanker serviks menempati penyebab kematian tertinggi kedua pada perempuan dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.

Baca juga: Bio Farma dan MSD kerja sama produksi vaksin HPV di Indonesia

Baca juga: Dokter imbau orang tua manfaatkan BIAS untuk dapatkan vaksin HPV anak


"Ini kan masalah 'safety', mungkin kalau data yang ada 200 ribuan perempuan meninggal setiap tahun karena kanker. Tapi baru data (tercatat-red) kan, masih banyak yang 'unreported data'," katanya.

Menurut Honesti, kepesertaan anak perempuan dalam program vaksinasi HPV dianggap lebih efektif untuk mencegah penambahan kasus, sebab belum aktif secara seksual.

"Kalau seandainya sudah menjadi penyakit, biayanya sangat besar dari pemerintah. Jadi memang alasan kami satu, 'saving life'. Kedua untuk membuat Indonesia lebih sehat dan efisien," katanya.

Tahap lanjutan, kata Honesti, akan disasar kepesertaan dari kaum pria di Indonesia.

Dilansir dari laman Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), HPV dapat menular melalui hubungan intim. Oleh sebab itu, kaum pria bisa terpapar virus penyebab kanker serviks ini bila berhubungan intim dengan orang yang terinfeksi HPV.

Guna memenuhi kebutuhan vaksin HPV di dalam negeri, PT Bio Farma telah menjalin kerja sama dengan industri farmasi terkemuka asal Amerika Serikat Merck Sharp & Dohme (MSD) untuk transfer teknologi produksi vaksin 4-valent human papillomavirus (HPV) MSD di Indonesia.

"Dari dokumen kesepakatan yang kami tanda tangani, itu banyak kesempatan. Mulai dari kerja sama di vaksin HPV kanker serviks, berupa packaging, fill and finish, dan nanti tentunya Indonesia bisa lakukan ini," katanya.

Kerja sama tersebut, kata Honesti, merupakan hal yang diinginkan Pemerintah Indonesia agar bisa melakukan produksi secara mandiri semua teknologi dunia kesehatan.

Baca juga: Dokter: Pencegahan primer dan sekunder kanker serviks harus paralel

Baca juga: Vaksinolog: Vaksin HPV tidak mengandung virus dan aman bagi tubuh

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022