• Beranda
  • Berita
  • Gubernur BI yakin nilai tukar rupiah pada 2023 bergerak lebih stabil

Gubernur BI yakin nilai tukar rupiah pada 2023 bergerak lebih stabil

22 Desember 2022 16:45 WIB
Gubernur BI yakin nilai tukar rupiah pada 2023 bergerak lebih stabil
Tangkapan layar - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Seminar Outlook Ekonomi Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (21/12/2022). ANTARA/Sanya Dinda/aa/pri.

Ke depan, BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini bahwa nilai tukar rupiah akan bergerak lebih stabil dan menguat ke arah nilai fundamentalnya pada 2023, dengan akan meredanya gejolak global.

"Ke depan, BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi," kata Perry dalam Pengumuman Hasil RDG Desember 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.

Stabilisasi nilai tukar rupiah diperkuat sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation, melalui intervensi di pasar valuta asing dengan transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Baca juga: Rupiah menguat seiring Bank Indonesia naikkan suku bunga acuan

Dengan langkah-langkah stabilisasi BI, ia menilai stabilitas nilai tukar rupiah terjaga di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Tekanan nilai tukar rupiah pada November-Desember 2022 berkurang dipengaruhi aliran masuk modal asing yang terjadi di pasar SBN, serta langkah-langkah stabilisasi yang dilakukan oleh BI.

Perkembangan nilai tukar rupiah tersebut cukup positif di tengah dolar AS yang masih kuat dan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) tercatat masih tinggi di level 104,16 pada 21 Desember 2022.

Baca juga: BI naikkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 5,5 persen

Dengan perkembangan tersebut, kata Perry, nilai tukar rupiah sampai dengan 21 Desember 2022 terdepresiasi 8,56 persen dibandingkan dengan level akhir 2021 (year-to-date/ytd).

"Depresiasi nilai tukar rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara lain di kawasan, seperti Tiongkok 8,96 persen (ytd) dan India 10,24 persen (ytd)," ungkapnya.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022