• Beranda
  • Berita
  • Kepala BKKBN pantau langsung penurunan stunting 2023 di Aceh

Kepala BKKBN pantau langsung penurunan stunting 2023 di Aceh

11 Januari 2023 10:07 WIB
Kepala BKKBN pantau langsung penurunan stunting 2023 di Aceh
Balita penderita stunting mendapat bantuan makanan gizi tambahan dari Pemerintah Kota Banda Aceh di Banda Aceh, Aceh, Jumat (25/11/2022). . ANTARA FOTO / Irwansyah Putra/rwa. (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)

Upaya untuk mencapai target percepatan penurunan stunting 14 persen pada 2024 harus dilakukan secara holistik dan komprehensif yang melibatkan pemerintah daerah

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo memantau langsung berjalannya percepatan penurunan stunting untuk tahun 2023 yang dimulai di Provinsi Aceh.

“Upaya untuk mencapai target percepatan penurunan stunting 14 persen pada 2024 harus dilakukan secara holistik dan komprehensif yang melibatkan pemerintah daerah. Tujuannya agar ada perubahan mindset dalam keluarga dalam hal pola asupan makanan bergizi dan pola asuhan anak balita,” katanya saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan kunjungan digelar selama tiga hari, mulai Rabu (11/1) hingga Jumat (13/1) 2023. Kunjungan itu merupakan respon dari undangan Pejabat Bupati Bener Meriah, Haili Yoga.

Acara dimulai dengan menemui 12 bupati, wali kota serta seluruh kepala organisasi perangkat daerah keluarga berencana (OPD-KB) di Provinsi Aceh, di mana pertemuan akan digelar di Kabupaten Bener Mariah.

Kemudian dilanjutkan dengan mengikuti acara tausiyah di Masjid Agung Bener Meriah pada Kamis (12/1). Setelahnya, rombongan BKKBN akan mengunjungi Klinik Pelayanan KB di Puskesmas Simpang Tiga.

Selanjutnya, rombongan akan pergi ke Kota Lhokseumawe dan berdialog bersama Walikota Lhokseumawe beserta jajarannya, serta mengunjungi Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Aceh Tenggara.

Kunjungan ke Aceh, kata dia, sebagai salah satu dari 12 provinsi yang menjadi target prioritas percepatan penurunan stunting.

Aceh menduduki posisi ketiga angka stunting tertinggi yakni 33,2 persen atau di bawah NTT 37,8 persen dan Sulawesi Barat 33,8 persen berdasarkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021.

Dari 23 kabupaten dan kota di Aceh, angka prevalensi stunting tertinggi ada di Kabupaten Gayo Lues sebesar 42,9 persen. Prevalensi stunting tertinggi kedua ada di Kota Subulussalam dengan angka 41,8 persen disusul Kabupaten Bener Meriah dengan prevalensi stunting 40,0 persen.

Meski demikian, Kabupaten Bener Meriah jadi kabupaten terbaik di Aceh dalam penanganan kasus stunting dan juga menjadi contoh baik, dalam kegiatan audit kasus stunting sesi ketiga tingkat nasional yang dilaksanakan secara virtual.

“Daerah dengan prevalensi stunting terendah di Aceh adalah Kota Banda Aceh yang memiliki prevalensi stunting 23,4 persen, namun demikian angka ini masih di atas standar toleransi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang merekomendasikan prevalensi stunting di bawah 20 persen,” demikian Hasto Wrdoyo.

Baca juga: Aceh intensifkan kampanye gemar makan ikan untuk pencegahan stunting

Baca juga: BKKBN perkuat sinergi penanganan stunting di Aceh

Baca juga: Presiden soroti rumah tak layak huni penyebab kekerdilan di NTT

Baca juga: Sulawesi Barat berembuk tanggulangi anak kerdil

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023