"Tidak hanya protein saja tetapi juga kebutuhan vitamin dan mineral selama tujuh hari sebelum dan setelah mendapatkan vaksin," kata dia yang tergabung dalam Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) itu saat dihubungi ANTARA, Kamis.
Baca juga: Pakar imunologi: Booster kedua penting untuk tingkatkan imun tubuh
Irtya mengatakan gejala medis yang terjadi pasca vaksin biasanya disebut sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI dan ini akan berbeda-beda bagi setiap orang.
Hal senada diungkapkan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), beberapa orang bisa mengalami sedikit rasa tak nyaman dan ini dapat terus terjadi saat menjalani hari mereka, sementara orang lainnya mungkin merasakan efek samping yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Efek samping umumnya hilang dalam beberapa hari. Meskipun seseorang tidak mengalami efek samping apa pun, tubuhnya sedang membangun perlindungan terhadap virus penyebab COVID-19.
Pemerintah Indonesia pada 24 Januari lalu memulai program vaksinasi booster kedua COVID-19 bagi masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas di seluruh Indonesia. Kementerian Kesehatan menyatakan pemberian booster kedua ini dilakukan sebagai upaya mempercepat vaksinasi untuk meningkatkan antibodi dan memperpanjang perlindungan.
Berdasarkan data Kemenkes, Pemerintah telah menyuntikkan 205 juta dosis vaksin pertama, 172 juta dosis kedua, dan 66 juta booster dosis pertama. Khusus vaksin booster dosis kedua, pemerintah menggunakan Indovac, vaksin 100 persen produk dalam negeri.
Baca juga: Pakar sarankan istirahat cukup usai vaksinasi booster kedua
Baca juga: IDI ajak masyarakat ikuti vaksinasi penguat kedua tingkatkan proteksi
Baca juga: Epidemiolog: Lindungi diri dengan booster kedua usai PPKM dicabut
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023