Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Syarifah Liza Munira mengemukakan vaksinasi COVID-19 booster kedua tetap penting dipenuhi, meski 99 persen penduduk telah memiliki kadar kekebalan tubuh terhadap risiko infeksi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.99 persen ini kan proporsi penduduk yang mempunyai antibodi, tapi kadarnya berbeda-beda
"99 persen ini kan proporsi penduduk yang mempunyai antibodi, tapi kadarnya berbeda-beda," kata Syarifah Liza Munira dalam konferensi pers Serosurvei Nasional 2023 di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan hasil Serologi Survei (Serosurvei) terbaru yang dilaporkan Tim Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) menunjukkan kadar antibodi tertinggi yang dimiliki masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan suntikan vaksinasi dosis penguat atau booster.
Artinya, kata dia, semakin lengkap dosis vaksinasinya, maka semakin tinggi kadar antibodi yang dimiliki untuk menekan risiko sakit berat hingga kematian akibat Virus Corona.
Liza mengatakan vaksin COVID-19 yang beredar di Indonesia saat ini belum bisa mencegah penularan atau transmisi dari manusia ke manusia.
Baca juga: Kemenkes: 99 persen populasi Indonesia punya antibodi COVID-19
"Tapi vaksin yang ada saat ini bisa mencegah keparahan kondisi kalau kita terkena COVID-19. Sedangkan risiko kenanya masih ada," katanya.
Dalam acara yang sama, Epidemiolog dari FKM UI Pandu Riono mengatakan vaksinasi booster kedua merupakan prioritas untuk melindungi kelompok masyarakat paling berisiko yakni lansia dan mereka yang komorbid.
"Dari serosurvei ini, juga berbasis data. Tapi sayangnya survei ini belum bisa menjawab apakah booster kedua memang diperlukan, tapi kami melihat ada kecemasan dari penduduk kalau hanya diprioritaskan pada nakes (tenaga kesehatan) dan lansia. Kalau memang ada keinginan dari masyarakat, tidak salah pemerintah buka opsi booster kedua untuk masyarakat usia 18 tahun ke atas," katanya.
Pandu menambahkan mereka yang telah memiliki vaksinasi dosis lengkap berikut booster pertama telah terbukti secara serosurvei memiliki kadar antibodi paling tinggi serta berisiko rendah masuk rumah sakit dan mengalami kematian.
Sebelumnya hasil serosurvei nasional per Januari 2023 menunjukkan cakupan dan level imunitas penduduk di Indonesia tinggi, dengan proporsi 99 persen atau naik dari periode Juli 2022 berkisar 98 persen. Level antibodi yang dimiliki masyarakat dilaporkan meningkat sebesar 1,5 kali sejak Juli 2022 sebesar 2.095 menjadi 3.207.
Baca juga: Epidemiolog: Booster pertama harus diprioritaskan
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023