• Beranda
  • Berita
  • Jokowi ingin ada penghiliran sumber daya alam laut

Jokowi ingin ada penghiliran sumber daya alam laut

6 Februari 2023 10:48 WIB
Jokowi ingin ada penghiliran sumber daya alam laut
Tangkap layar - Presiden Joko Widodo memberikan sambutan dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 di Jakarta, Senin (6/2/2023). ANTARA/Youtube Jasa Keuangan/pri.

Presiden Joko Widodo menginginkan ada penghiliran di sumber daya alam sektor kelautan nasional agar memberikan nilai tambah, karena potensi sumber daya laut Indonesia sangat besar.

"Jangan lupa, yang namanya sumber daya alam laut kita ini akan memberikan nilai tambah yang besar kalo juga kita hilirkan. Ingat bahwa dua per tiga Indonesia ini adalah air, laut, samudra. Luas lautan kita 3,25 juta kilometer, besar sekali. Potensinya belum kita apa-apakan," kata Jokowi dalam arahannya pada Pertemuan Industri Jasa Keuangan di Jakarta, Senin.

Dia mencontohkan Indonesia bisa menjadi eksportir nomor satu produk rumput laut dalam bentuk mentah. Namun, Indonesia hanya menjadi eksportir nomor tiga produk karagenan atau senyawa yang diekstrasi dari rumput laut yang berfungsi membuat kekentalan.

Sementara itu, lanjut Jokowi, China yang merupakan importir nomor satu rumput laut justru bisa juga menjadi eksportir nomor satu karagenan. Semestinya, katanya, selain menjadi eksportir nomor satu rumput laut, Indonesia juga bisa menjadi eksportir nomor satu karagenan.

"RRT (China) tadi importir rumput laut nomor satu dan sekaligus eksportir nomor satu karagenan. Ini harus ditiru. Kita (Indonesia) harusnya menjadi eksportir nomor satu bahan mentah, tapi juga eksportir nomor satu karagenan. Harusnya seperti itu, dan nilai tambah yang ada di sini akan melompat," jelasnya.

Baca juga: OJK: Stabilitas sistem keuangan terjaga karena sinergi pemerintah

Jokowi juga menyampaikan bahwa Indonesia juga merupakan eksportir nomor satu produk ikan segar, seperti tuna, cakalang, tongkol; tetapi Indonesia juga menjadi importir nomor satu produk-produk turunan ikan, misalnya tepung ikan.

"Lucu sudah. Dorong keluar dan kita impor dalam bentuk tepung ikan. Apa nggak bisa sih kita menghilirkan ini, mengindustrialisasikan ikan kita menjadi tepung ikan? Sesulit apa? Apa sulit banget sih? Ndak. Kalau kita belum mampu, ya gandeng partner, partner-an, jangan ragu-ragu untuk masuk ke sana," tegasnya.

Dia menekankan China merupakan importir nomor dua untuk produk tuna, cakalang, dan tongkol segar; tetapi negara itu bisa menjadi eksportir nomor empat tepung ikan.

"Gandeng partner. Masih banyak rumput laut, ikan tuna, cakalang, tongkol, udang. Ini nilai tambahnya sangat berkali-kali. Menjadi pupuk citosan 27 kali nilai tambahnya. Rajungan jadi daging rajungan 3,2 kali. Kalau semua dihilirkan dalam negeri, melompat negara kita. PDB kita akan melompat, GDP kita akan melompat," jelasnya.

Yang terpenting, kata Jokowi, adalah mengintegrasikan segala sesuatu untuk hilirisasi. Oleh karena itu, dia meminta dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk ikut menyosialisasikan pentingnya hilirisasi.

"Karena proyeksi dampak hilirisasi dari minerba (mineral dan batu bara), migas, dan kelautan bisa sampe angka 715 miliar dolar AS; dan lapangan kerja yang terbangun bisa 9,6 juta, besar sekali. Inilah yang akan terus kita kejar," ujar Presiden Jokowi.

Baca juga: Presiden minta pengawasan terhadap asuransi dan pinjol lebih intensif
Baca juga: Presiden Jokowi: Tak boleh lagi ada cerita UMKM sulit akses modal

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023