• Beranda
  • Berita
  • Wamen BUMN II ajukan PMN bagi InJourney sebesar Rp1,19 triliun

Wamen BUMN II ajukan PMN bagi InJourney sebesar Rp1,19 triliun

12 April 2023 13:43 WIB
Wamen BUMN II ajukan PMN bagi InJourney sebesar Rp1,19 triliun
Tangkapan layar - Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (12/4/2023). ANTARA/YouTube Komisi VI DPR RI Channel
Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,193 triliun untuk PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney untuk proyek pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, NTB dan Sanur, Bali.

"KEK Mandalika sebagaimana kita ketahui selain infrastruktur, kita juga membangun sirkuit yang digunakan untuk MotoGP dimana dalam sirkuit tersebut ada beberapa pembangunan yang cukup signifikan yakni  jalanan aspal sirkuit, grandstand, VIP hospitality village dan sebagainya yang mana ini sebagian sudah terbangun, dan kita saat ini mengajukan untuk pembangunan sebagian yang sudah terbangun dan akan terbangun di KEK Mandalika sebesar Rp1,05 triliun," ujar Kartika Wirjoatmodjo atau disapa Tiko dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.

Tiko mengatakan, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney membawahi dua anak usaha yakni Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dan PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN yang memiliki dua proyek signifikan yakni KEK Mandalika serta KEK Sanur.

Dana PMN InJourney akan digunakan untuk menyelesaikan penugasan KEK Mandalika dimiliki ITDC dan KEK Sanur yang dikelola HIN.

"Untuk KEK Sanur sebagaimana kita ketahui bersama, kami saat ini sedang membangun kawasan ekonomi kesehatan khusus di mana Alhamdulillah kami sudah mendapatkan kabar Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) yang mengatur KEK Sanur ini telah terbit," katanya.

KEK Sanur ini sebagaimana harapan dari Presiden RI Joko Widodo bahwa KEK tersebut bisa menjadi kawasan yang menarik rumah sakit-rumah sakit luar negeri untuk bisa beroperasi di kawasan ekonomi kesehatan khusus ini.

"Maka dari itu dibutuhkan permodalan untuk HIN untuk bisa menjadi inisiator dari proyek tersebut sebesar Rp143 miliar," katanya.

Tiko juga mengatakan, kedua BUMN yakni ITDC dan HIN termasuk BUMN - BUMN yang terdampak berat oleh pandemi COVID-19, jadi memang ini kedua BUMN itu secara permodalan dan cash flow cukup berat.

"Kami sangat berharap PMN ini bisa didapatkan secara tunai agar dapat mengurangi beban serta menyelesaikan dua proyek besar yang kita harapkan sebagai katalis utama bagi sektor pariwisata Indonesia pada tahun-tahun mendatang," katanya.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023