Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan kesehatan pada pasien kedua yang terkena varian XBB.1.16 atau Arcturus mengalami radang paru atau pneumonia.
“Pasien kedua COVID-19 dengan varian Arcturus di Jakarta mengalami batuk kencang yang disertai dengan radang paru atau pneumonia,” kata Kasie Surveilans Imunisasi Dinkes DKI Ngabila Salama kepada ANTARA melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.
Dengan adanya temuan tersebut, Ngabila mengimbau kepada seluruh masyarakat yang mengalami gejala COVID-19 seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat dan sulit mencium bau, demam, mual dan muntah untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas kecamatan terdekat.
Sebab kasus meningkat yang ditemukan di puskesmas (komunitas), level penularan utama berada di keluarga.
Dari data di India, varian Arcturus yang masih merupakan turunan omicron itu disebutkan memiliki gejala baru yang berbeda dari varian lainnya yaitu mata merah dan peningkatan kotoran pada mata.
Baca juga: Pakar: WGS bermanfaat pantau Arcturus beserta pola varian lainnya
Baca juga: Kemenkes: Dua pasien Arcturus di Jakarta sudah sembuh
Ia menyatakan layanan pemeriksaan di puskesmas bisa diakses masyarakat tanpa dipungut biaya apapun. Dengan catatan layanan gratis tersebut ditujukan untuk warga dengan KTP atau yang berdomisili di DKI Jakarta atau yang beraktivitas rutin di Jakarta baik sekolah maupun bekerja.
“Layanan PCR di puskesmas DKI Jakarta disediakan gratis pada jam kerja untuk orang yang memiliki gejala terduga COVID-19 ataupun kontak erat kasus positif COVID-19. Jadi silahkan datang ke puskesmas terdekat,” ujar Ngabila.
Untuk layanan antigen, masyarakat dapat memperolehnya gratis selama 24 jam penuh di puskesmas Kecamatan DKI Jakarta.
Ngabila memastikan bahwa Dinkes DKI Jakarta akan terus perkuat genome sequencing untuk semua kasus positif yang ditemukan di Jakarta dari laboratorium kesehatan Masyarakat (labkesmas) dan swasta.
Ia meminta kepada masyarakat untuk tidak panik. Apapun variannya, setiap pihak diharapkan tetap bekerja sama untuk perkuat imunitas dengan pola hidup sehat dan imunisasi.
“Cegah sakit tetap lebih baik dengan disiplin bermasker terutama jika sedang sakit atau berdekatan dengan orang sakit,” ucap dia.
Sebelumnya melalui konfirmasi secara terpisah, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa dua pasien terinfeksi subvarian Omicron Arcturus yang sudah divaksinasi sampai dosis ketiga di Jakarta sudah dinyatakan sembuh.
“Pasien tersebut adalah berinisial TSH (56) terindentifikasi positif Arcturus berdasarkan pengambilan sampel pada 24 Maret 2023 di Laboratorium GSI Jakarta.TSH diketahui sebagai Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dari India yang melakukan perjalanan pada Maret 2023,” kata Juru Bicara
TSH sempat mengalami gejala berupa batuk, pilek, nyeri otot, dengan komorbid hipertensi, meski telah sembuh setelah melakukan isolasi mandiri. Kemenkes juga sudah melakukan pelacakan kasus terhadap tiga orang yang mengalami kontak erat, yakni seorang istri dan dua anak.
"Istrinya mengalami gejala batuk dan pilek, tapi hasil penyelidikan epidemiologi negatif. Sedangkan kedua anaknya tanpa gejala dan negatif," ujarnya.
Sementara pada pasien kedua berinisial NFA (30), seorang perempuan non-pelaku perjalanan luar negeri di Jakarta, terkonfirmasi Arcturus berdasarkan pengambilan sampel pada 29 Maret 2023 di Laboratorium RSPISS Jakarta.
NFA mengalami gejala batuk, pilek, mual, muntah, pneumonia, hingga sulit makan dan tidak memiliki komorbid.*
Baca juga: Kemenkes deteksi dua kasus Arcturus di Indonesia
Baca juga: 68,69 juta masyarakat Indonesia telah terima booster pertama
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023