Jak-Anter merupakan layanan pengiriman obat antiretroviral/ARV ke ODHIV yang tidak dapat mengunjungi fasilitas kesehatan.
"Dinas Kesehatan DKI Jakarta bermitra dengan EpiC Indonesia dan Good Doctor akan memperkuat program ini sehingga semakin dikenal dan dimanfaatkan oleh klien HIV-AIDS di DKI Jakarta," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI drg Ani Ruspitawati, M.M dalam siaran pers pada Selasa.
Baca juga: Good Doctor hadirkan layanan telemedisin di asuransi MAG
Kemitraan ini juga sebagai salah satu cara untuk menyukseskan program Pemerintah dalam mengeliminasi HIV-AIDS “95-95-95” pada tahun 2030 yang berarti 95 persen ODHIV mengetahui status HIV-nya, 95 persen yang mengetahui statusnya mendapat ARV, dan 95 persen yang mendapat ARV mengalami supresi virus sehingga mengurangi kemungkinan menularkan virus ke orang lain.
"Terima kasih kepada mitra-mitra kami dan tim kami di bidang P2P dan Datin yang bekerja keras beberapa bulan ini untuk memastikan layanan pengantaran ARV ini dapat dikembangkan secara kolaboratif sehingga memenuhi kebutuhan klien HIV yang kita layani di DKI Jakarta," kata Ani.
Pada awalnya Jak-Anter adalah sebuah layanan yang merupakan respons saat pandemi agar klien HIV tetap dapat melanjutkan pengobatan, semua proses harus dilakukan secara manual.
Ani mengatakan Saat ini pihaknya meneruskan praktik pengantaran yang dilaksanakan saat pandemi untuk klien yang membutuhkan dan memenuhi syarat.
"Sangat bersyukur saat ini proses pemesanan sudah dapat diakomodir dengan platform digital dan akan segera dimulai di 12 layanan. Semoga ke depannya lebih banyak lagi layanan HIV yang dapat disediakan dalam bentuk digital dengan kerahasiaan terjaga, agar upaya pengobatan maupun pencegahan dapat dilaksanakan secara optimal," tambah Ani.
Dengan kolaborasi ini, pasien HIV/AIDS di DKI Jakarta dapat melakukan telekonsultasi dan menerima obat di rumah mereka melalui aplikasi Good Doctor atau GrabHealth powered by Good Doctor. Telekonsultasi merupakan layanan baru yang disediakan untuk para klien HIV/AIDS karena sebelum penandatanganan kerja sama ini, klien tidak dapat melakukan telekonsultasi secara langsung dengan dokter.
Kerja sama akan melibatkan 11 puskesmas dan satu klinik swasta yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Para dokter yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta diverifikasi terlebih dulu oleh Good Doctor sebelum mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Good Doctor untuk meningkatkan kemampuan para dokter dalam melakukan telekonsultasi. Dengan demikian, kualitas layanan telekonsultasi yang diberikan mengikuti standar medis pihak swasta tersebut.
ODHIV yang sudah terdaftar di salah satu puskesmas atau klinik swasta dalam kerja sama ini jika ingin melakukan telekonsultasi dapat memilih jalur berbayar atau tidak berbayar. Pilihan ini tidak memengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan.
Semua ODHIV akan memperoleh layanan kesehatan yang sama kualitasnya, hanya berbeda dari sisi fleksibilitas waktu. Selesai telekonsultasi, dokter akan meresepkan obat ARV sesuai dengan kebutuhan klien dan obat akan langsung diantar ke rumah klien. Apabila memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, dokter akan merujuk ke fasilitas kesehatan offline.
Baca juga: Aplikasikan "Health Trinity" untuk kehidupan kerja yang seimbang
Baca juga: Bantu tangani COVID-19, Good Doctor raih PPKM Award
Baca juga: Good Doctor sukses gelar sentra vaksinasi booster kedua
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023