"Kalau PDIP, saya rasa dari sisi kepatuhan dan ketaatan kader, pengurus, dan simpatisannya kuat terhadap ketua umum ya..," katanya, di Semarang, Sabtu, menanggapi pencapresan Ganjar Pranowo.
Meski sebelumnya sempat terjadi pro dan kontra di internal PDIP terhadap sosok Ganjar, kata dia, begitu sudah diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri maka seluruh kader akan solid.
Menurut dia, PDIP selama ini memiliki mesin politik dengan ketahanan yang kuat, simultan dan sinergis sebagai penggerak langkah partai, didukung dengan kepatuhan dan ketaatan kader.
"Ada pro dan kontra (dengan sosok Ganjar sebagai capres). Tetapi, saya melihatnya bukan di dalam kalangan PDIP. Kalau seluruh jajaran PDIP, mulai pusat sampai tingkat bawah tegak lurus," katanya.
Justru, kata dia, pro dan kontra akan muncul di masyarakat, terutama imbas dari pernyataan Gubernur Jawa Tengah itu yang menolak Timnas Israel bermain di Piala Dunia U-20 jika Indonesia sebagai tuan rumah.
Ia menjelaskan bahwa pernyataan Ganjar yang menolak Timnas Israel itu berbuntut panjang dengan menjauhnya para milenial atau generasi muda yang sebelumnya sudah respek dengan sosoknya.
"Namun, saya kira ini tergantung bagaimana Ganjar dan tim suksesnya bisa meyakinkan kembali anak-anak muda," kata pengajar Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan FISIP Undip itu.
Sepak bola, diakuinya, memang memiliki sensitivitas yang luar biasa sehingga banyak yang menyalahkan Ganjar ketika FIFA akhirnya membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023.
"Elektabilitasnya sempat turun. Namun, saya rasa ini bisa disubstitusi dengan hal-hal yang lebih konstruktif dan prospektif ke depannya bergantung apa yang dilakukan Ganjar," pungkasnya.
Selain itu, kata dia, kehadiran Presiden RI Joko Widodo juga penting dalam pengumuman pencapresan Ganjar oleh PDIP itu penting sebagai bentuk dukungan, sekaligus menyolidkan kekuatan.
"Nama Presiden Jokowi tidak hanya disebut, tapi juga hadir secara fisik. Jokowi diminta pertimbangan oleh Megawati meski sebenarnya keputusan siapa capres (dari PDIP) hak prerogatif Megawati," pungkas Yuwanto.
Sebelumnya, pada Rapat DPP Partai ke-140 Diperluas Tiga Pilar di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4), Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden untuk Pilpres 2024.
"Pada jam 13.45, dengan mengucapkan bismillahirrohmanirrohim, menetapkan Saudara Ganjar Pranowo, sekarang Gubernur Jawa Tengah, sebagai kader dan petugas partai untuk ditingkatkan penugasannya sebagai (bakal) calon presiden Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," kata Megawati.
Pendaftaran bakal capres dan cawapres dijadwalkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu), pasangan capres dan cawapres diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, ada 575 kursi di parlemen, sehingga pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Baca juga: Puan nyatakan siap menangkan Ganjar pada Pilpres 2024
Baca juga: Oso: Saya ikut mendukung Ganjar
Baca juga: Pengamat: Penetapan Ganjar jadi capres dapat menggeser peta koalisi
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023