"Termasuk membangun hubungan dengan mekanisme nasional yang ada dan atau potensial dari Negara-negara Anggota ASEAN," kata para pemimpin dalam sebuah deklarasi di KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Rabu.
Komitmen tersebut dideklarasikan mengingat dampak pandemi COVID-19 yang menghancurkan dan berdampak multidimensi, serta penyakit menular lainnya yang muncul atau muncul kembali, termasuk penyakit zoonosis, dan resistensi antimikroba (AMR).
Komitmen tersebut juga disampaikan mengingat dampak yang berkembang dan tantangan lain terkait perubahan iklim terhadap kehidupan dan penghidupan manusia serta kebutuhan untuk memperkuat sistem kesehatan agar tangguh dan responsif, seperti yang dicita-citakan dalam Cetak Biru ASEAN.
Mereka mencatat bahwa hasil Panel Pakar Tingkat Tinggi One Health (OHHLEP) dan Rencana Aksi Gabungan One Health (2022-2026) dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengoptimalkan kesehatan manusia, hewan, tumbuhan dan ekosistem serta kapasitas untuk mencegah, memprediksi, mendeteksi dan merespons ancaman kesehatan.
Mereka juga mencatat peningkatan risiko dan kerentanan masing-masing negara anggota terhadap ancaman yang dapat dialami manusia, hewan, tanaman dan lingkungan dengan potensi epidemi dan pandemi, termasuk zoonosis, bahaya pangan, dan resistensi antimikroba.
Baca juga: ASCC 2023 sepakati empat komitmen untuk dibahas di KTT ASEAN
Risiko tersebut diperburuk oleh perubahan iklim yang telah menunjukkan pentingnya pendekatan multisektoral dan kolaboratif menuju sistem One Health.
Para pemimpin juga menyadari bahwa inisiatif dan mekanisme One Health yang ada di ASEAN penting, baik di antara negara dan antara entitas pemerintahan dan nonpemerintah.
Oleh karena itu, mereka menekankan pentingnya membangun berdasarkan pengalaman sukses, praktik terbaik, dan kemajuan yang dicapai sejauh ini dalam inisiatif dan proyek One Health di ASEAN, termasuk keterlibatan pemangku kepentingan dan kesadaran masyarakat.
Selain berkomitmen membentuk Jaringan One Health ASEAN, para pemimpin dari 10 negara anggota juga berkomitmen untuk menetapkan prioritas ancaman kesehatan terhadap manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan, termasuk patogen zoonosis yang menyebabkan wabah dan yang berpotensi pandemi, untuk memandu investasi, penelitian, dan pengembangan aktivitas pencegahan, kesiapsiagaan dan respons (PPR).
Mereka juga berkomitmen untuk melakukan analisis komprehensif terhadap implementasi One Health di negara-negara anggota ASEAN dan secara global untuk menilai kapasitas nasional dan regional guna memperkuat implementasi sistem tersebut.
Baca juga: Indonesia-RTT jalin kerja sama dukungan transformasi kesehatan
Mengembangkan Rencana Aksi Bersama One Health ASEAN juga bagian dari komitmen mereka untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan regional dan nasional dengan target yang nyata, terukur, dan terikat waktu, yang membutuhkan kolaborasi lintas sektoral yang lebih kuat antara sektor terkait yang terlibat dalam penanganan kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan, serta keamanan pangan di antara Negara-negara Anggota ASEAN, termasuk melalui kerja sama bilateral dan multilateral.
Selain itu, mereka juga berkomitmen untuk lebih mengeksplorasi inisiatif bilateral dan multilateral, serta bekerja sama dan terlibat dengan mitra internasional dan pembangunan yang akan berkontribusi pada implementasi pendekatan One Health secara nasional dan regional, termasuk upaya untuk memastikan opsi pembiayaan yang berkelanjutan atau inovatif.
Untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons ancaman di masa depan dan untuk menyeimbangkan dan mengoptimalkan kesehatan antar manusia-hewan-tanaman-lingkungan secara berkelanjutan, para pemimpin mendorong negara-negara anggota ASEAN untuk mengkonsolidasikan semua inisiatif One Health dan mengarusutamakan pendekatan dan implementasi ke dalam badan-badan sektoral terkait, termasuk pada kesehatan masyarakat, hewan, satwa liar, tanaman, lingkungan dan pangan dengan peningkatan kapasitas nasional dan daerah.
Mereka juga meminta para Menteri Kesehatan ASEAN untuk bekerja sama dengan para Menteri ASEAN yang bertanggung jawab atas penanganan hewan, pertanian, kehutanan, lingkungan, dan pangan, dengan dukungan dari Pertemuan Pejabat Senior tentang Pembangunan Kesehatan, bekerja sama dengan badan-badan pendukung dan pemangku kepentingan terkait lainnya untuk memulai konsultasi, koordinasi, dan memantau upaya untuk mewujudkan hasil dari deklarasi tersebut.
Baca juga: Indonesia dorong komitmen one health lewat Pertemuan ASEAN
Baca juga: Pakar usulkan karantina nasional sertakan pendekatan "one health"
Baca juga: Indonesia pimpin ASEAN implementasikan One Health cegah wabah zoonosis
Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023