Kesiapan itu dinyatakan para Menteri Luar Negeri ASEAN melalui pernyataan bersama pada Senin (15/5), sebagai tanggapan atas Siklon Mocha yang terjadi di Myanmar akhir pekan ini.
"...termasuk pengerahan Tim Tanggap dan Penilai Darurat ASEAN (ERAT) untuk melakukan penilaian cepat, mendukung logistik darurat, dan mengumpulkan informasi di lapangan," demikian bunyi pernyataan tersebut, seperti dikutip dari laman Sekretariat ASEAN, Selasa.
ASEAN juga mendorong Myanmar mengaktifkan peran Sekretaris Jenderal ASEAN sebagai Koordinator Bantuan Kemanusiaan ASEAN (SG AHAC) untuk mengawasi koordinasi secara keseluruhan, dengan bantuan dari Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana (AHA Centre).
Para Menlu ASEAN juga menyatakan solidaritas organisasi regional itu bersama masyarakat Myanmar yang terdampak, dan menegaskan kembali pentingnya pemenuhan prioritas dan kebutuhan mendesak warga Myanmar melalui pendekatan "Satu ASEAN Satu Respons".
Topan Mocha yang melanda pada Minggu (14/5) telah menewaskan banyak Muslim Rohingya di Myanmar, menurut laporan Reuters yang mengutip para warga, organisasi pemberi bantuan, dan saluran media pada Selasa.
Negara Bagian Rakhine di Myanmar menjadi titik dengan kerusakan terberat akibat badai tropis tersebut. Badai dengan kecepatan angin mencapai 210 kilometer per jam itu telah merusak atap-atap rumah.
Portal berita Myanmar Now, dengan mengutip warga, mengatakan ada 22 warga Rohingya yang tewas akibat badai tersebut.
Media pemerintah Myanmar pada Selasa tidak menyebutkan jumlah korban, tetapi mengatakan pemimpin junta Min Aung Hlaing telah mengunjungi Sittwe, ibu kota Negara Bagian Rakhine, untuk menaksir kerusakan, menyalurkan dana, serta memberikan instruksi penanganan.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan sekitar enam juta orang di kawasan itu membutuhkan bantuan kemanusiaan sebelum badai terjadi, termasuk di antaranya 1,2 juta orang yang telantar akibat konflik etnis.
Topan Mocha menjadi salah satu badai terhebat yang pernah terjadi sejak Topan Nargis melanda bagian selatan Myanmar pada 2008 silam yang menewaskan hampir 140.000 orang.
Baca juga: Banyak Muslim Rohingya tewas akibat Topan Mocha
Baca juga: Angin kencang hancurkan lebih 500 rumah di Yangon, Myanmar
Menlu Retno: mekanisme ASEAN paling tepat atasi krisis Myanmar
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023