Departemen Wakaf Islam di Yerusalem pada Kamis waktu setempat menyiarkan video yang menunjukkan direktur jenderal departemen itu, Sheikh Azzam Al-Khatib, menerima kunci tersebut dari pria yang disebutkan bernama Yair Barack itu.
Dalam video itu, Barack mengaku pernah menjadi bagian batalyon Israel yang bertempur di front Yerusalem Timur. Dia juga mengungkapkan banyak rekan seperjuangannya tewas dalam pertempuran 1967 itu.
"Saat itu saya sampai di Gerbang Al-Mugharabi (koridor barat Masjid Al-Aqsa)...dan begitu melihat ke kiri, saya menemukan sebuah kunci. Saya tak tahu mengapa saya mengambil kunci itu," kata Barack.
"Saya letakkan kunci itu di dalam saku, dan sejak itu, saya menyimpannya," tambah dia.
Barack mengatakan setelah 40 atau 50 tahun, dia menjadi tidak nyaman tetap menyimpan kunci itu "sudah pasti karena saya mencurinya dan kini saya memutuskan untuk mengembalikannya."
"Sekarang saya di sini. Saya kembalikan kunci yang saya curi. Saya kembalikan kepada pemiliknya...dan ini yang seharusnya Israel lakukan, yakni mengembalikan tanah, hak, kehormatan, kemerdekaan, kebebasan dan keamanan Palestina kepada rakyat Palestina," kata dia.
Baca juga: Palestina peringatkan pawai bendera Israel akan picu ketegangan
Ia mengaku sudah mengembalikan kunci itu dan merasa sudah "melakukan hal yang benar."
Barack mengembalikan kunci itu setelah para pemukim Israel bersama sejumlah pejabat Israel mengadakan pawai guna merayakan pendudukan Yerusalem Timur pada 1967.
Mengomentari pawai kontroversial itu, dia menyebutnya sebagai salah satu hari terburuk dalam setahun dirinya. Dia mengaku sudah lama tak pernah lagi merayakan "hari bendera".
Pawai Bendera diadakan pemukim Israel setiap tahun untuk memperingati apa yang mereka sebut penyatuan Yerusalem yang mengacu kepada pendudukan kota itu oleh Israel pada 1967.
"Hari itu saya menjadi bagian pendudukan. Saya harap tidak melakukannya, yakni menguasai Yerusalem." sesal dia.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel pada 1967. Israel menganeksasi seluruh kota itu pada 1980, tapi tak pernah diakui masyarakat internasional.
Baca juga: Serangan Israel sebabkan 2.516 warga Palestina kehilangan rumah
Sumber: Anadolu
Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023