Saat ini di tingkat hulu atau peternak terjadi perubahan biaya produksi, khususnya variabel biaya pakan. Untuk menjaga biaya produksi di tingkat peternak tidak semakin melonjak, kita prioritaskan untuk dilakukan langkah stabilisasi harga pakan
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menjaga keseimbangan harga telur di tingkat peternak, pedagang dan konsumen dengan melakukan stabilisasi harga pakan.
“Saat ini di tingkat hulu atau peternak terjadi perubahan biaya produksi, khususnya variabel biaya pakan. Untuk menjaga biaya produksi di tingkat peternak tidak semakin melonjak, kita prioritaskan untuk dilakukan langkah stabilisasi harga pakan,” kata Kepala Bapanas Arief di Jakarta, Senin.
Arief mengakui bahwa harga telur sedang naik, namun dinamika harga telur tersebut harus dilihat dari berbagai sisi karena tidak terlepas dari upaya menjaga keseimbangan dan harga yang wajar di tingkat peternak, pedagang, dan konsumen.
“Beberapa bulan terakhir usaha Pemerintah memang untuk menyiapkan harga yang wajar di tingkat peternak, pedagang dan konsumen. Hal Ini sesuai dengan konsen Presiden Joko Widodo agar harga pangan dijaga tetap wajar dan seimbang di petani/peternak, pedagang dan konsumen,” ujarnya.
Upaya menjaga keseimbangan harga telur dilakukan Bapanas dari hulu karena secara sistematis turut membentuk harga di tingkat hilir.
Ekosistem perunggasan sangat erat kaitannya dengan jagung sebagai salah satu komponen utama pakan ternak. Oleh karenanya, Bapanas meningkatkan fasilitas distribusi pangan (FDP) komoditas jagung dari petani atau gapoktan kepada peternak guna menjaga stabilisasi pasokan dan harga jagung.
“Bapanas terus mendorong fasilitasi distribusi jagung dari NTB dan Sulawesi Selatan ke wilayah produsen telur di Jateng, Jatim, dan Lampung, saat ini telah mencapai 1.100 ton dan masih berproses pendistribusian ke Solo Raya 100 ton. Dengan pasokan jagung yang lancar akan dapat menurunkan biaya produksi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Arief menambahkan, bantuan pangan telur dan daging ayam untuk menurunkan stunting yang saat ini tengah digelontorkan pemerintah kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) juga menjadi salah satu langkah strategis untuk mengendalikan keseimbangan harga telur dari hulu hingga hilir.
“Poinnya, kita dorong agar harga pakan turun dan stabil sehingga peternak bisa menurunkan harga jualnya sesuai HAP, lalu kita siapkan stanby buyer melalui BUMN pangan untuk menyerap harga yang baik, dan di hilir kita siapkan program bantuan pangan agar harga telur terkendali dan wajar,” ungkapnya.
Harga telur berdasarkan Panel Harga Pangan per 21 Mei 2023, secara rata-rata nasional berada di Rp31.276 per kg. Sementara itu, untuk harga per kabupaten/kota, kondisi harga telur terpantau beragam dan dinamis.
Harga telur di bawah Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) Rp27.000 per kg terdapat di 66 kabupaten/kota atau 14,44 persen, sedangkan harga telur yang terpaut sedikit di atas HAP atau di kisaran Rp27.001 per kg sampai dengan Rp29.999 per kg terdapat di 84 kabupaten/kota.
Sedangkan, mayoritas atau sebagian besar harga telur saat ini berada di kisaran Rp30.000 per kg sampai dengan Rp34.999 per kg.
Baca juga: Bapanas jaga harga telur lewat bantuan pangan hingga penyediaan pakan
Baca juga: Bapanas salurkan bantuan telur dan ayam perkuat penanganan stunting
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023