"Belajar dari pandemi, inisiatif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang namanya One Health itu sudah lama. Cuma setelah saya lihat, langkah konkretnya belum ada dan juga masih terlalu konseptual yang belum bisa dieksekusi," kata Budi Gunadi Sadikin dalam acara Podcabs "Rapor Pandemi hingga Polemik RUU Kesehatan" diikuti dalam jaringan di Jakarta, Senin.
Berdasarkan dinamika sejarah, kata Budi, telah terjadi lebih dari sepuluh kali pandemi di dunia, mulai dari wabah hitam atau black death, cacar, dengue, flu burung, flu babi, hingga spanish flu.
Berdasarkan hasil analisa, kata Budi, penyebabnya karena patogen dari hewan berpindah ke manusia, berupa bakteri seperti TBC, parasit seperti malaria, atau fungi yang sudah sejak lama hidup di tumbuh-tumbuhan, di alam, dan binatang.
Baca juga: Guru Besar FKUI: Inisiatif Satu Sehat perlu dukungan jejaring kerja
Baca juga: Kemenko: Kolaborasi jadi kunci penguatan arsitektur kesehatan di ASEAN
"Konsep one Health jangan tunggu patogen loncat ke manusia, baru di obati, dicari vaksin, itu sudah telat dan lebih susah," katanya.
Budi mengatakan, Indonesia melalui perhelatan KTT ASEAN telah mengusulkan agar patogen yang berpotensi memicu pandemi di masa depan diidentifikasi, dari ratusan menjadi tiga terbesar berdasarkan klasifikasi peluang pindah ke manusia.
Hasil identifikasi melalui genom sekuensing itu akan menentukan persiapan produksi vaksin dan obat-obatan, kata Budi menambahkan.
Upaya lainnya adalah mengedukasi masyarakat bahwa patogen itu ada di sekitar lingkungan dan dalam kondisi tertentu bisa berpindah ke manusia.
"Jangan melakukan sesuatu yang secara drastis mengubah keseimbangan alam. Misalnya, menebang pohon, itu nanti semua hewannya keluar berinteraksi dengan manusia," katanya.
Selain itu, kata Budi, patogen juga dapat berpindah ekosistem akibat pengaruh udara panas.*
Baca juga: Menko PMK tekankan pentingnya penguatan arsitektur kesehatan di ASEAN
Baca juga: Indonesia dorong one health perkuat arsitektur kesehatan ASEAN
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023