Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengimbau kepada orang tua segera mengimunisasi anak untuk meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi polusi udara di Ibu Kota.Imunisasi menjadi salah satu upaya penting untuk upaya mencegah dampak polusi udara pada kelompok rentan
"Imunisasi menjadi salah satu upaya penting untuk upaya mencegah dampak polusi udara pada kelompok rentan seperti bayi dan balita," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Selain itu, imunisasi juga menjadi salah satu upaya untuk mencegah anak dari penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan radang paru-paru (Pneumonia) akibat kualitas udara yang kurang baik.
Ngabila menyebut imunisasi bukan hanya penting bagi bayi di bawah lima tahun (balita) saja, tetapi juga kelompok rentan lainnya seperti ibu hamil, pra lansia usia 45-59 tahun, dan lansia berusia lebih dari 60 tahun.
"Ya tentunya karena imunitas anak utamanya bayi balita masih belum optimal jadi bayi dan balita hindari sering-sering beraktivitas di luar rumah atau gunakan masker medis saat ke luar rumah," jelas Ngabila.
Hal senada disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia yang mengatakan penting memberikan imunisasi kepada balita agar tubuhnya mampu menghadapi polusi udara.
"Pada bayi dan balita itu penting diberikan imunisasi agar ketahanan tubuhnya baik dan bisa mengatasi perubahan dari aspek lingkungan dan ada ancaman dari mikro organisme," kata Dwi.
Dwi juga mengimbau seluruh masyarakat untuk menjaga kesehatan agar tercegah dari berbagai penyakit.
"Dinas Kesehatan juga menyiapkan fasilitas kesehatan dengan tenaga kesehatan dan alat-alat pemeriksaan yang mampu mendiagnosis dan memberikan tata laksana dan juga kita mempunyai berbagai skrining agar masyarakat bisa mengakses dan mengetahui kondisi kesehatannya," jelas Dwi.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebut sekitar 100 ribu warga di Ibu Kota mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) setiap bulan akibat peralihan cuaca.
"Warga yang terkena batuk, pilek, bahkan pneumonia setiap bulan rata-rata 100.000 kasus dari 11 juta penduduk," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama di Jakarta, Jumat.
Ngabila menyebut selama Januari hingga Juni 2023, terdapat 638.291 kasus ISPA yang tercatat Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Rinciannya, Januari sebanyak 102.609, Februari 104.638, Maret 119.734, April 109.705, Mei 99.130, dan Juni 102.475 kasus.
Baca juga: Sudinkes Jakbar imbau warga gunakan masker guna antisipasi ISPA
Baca juga: Dinkes DKI sebut 100 ribu warga kena ISPA setiap bulan akibat cuaca
Baca juga: Pemprov DKI terapkan sistem kerja hibrida WFO-WFH mulai September
Baca juga: Sudinkes Jakbar imbau warga gunakan masker guna antisipasi ISPA
Baca juga: Dinkes DKI sebut 100 ribu warga kena ISPA setiap bulan akibat cuaca
Baca juga: Pemprov DKI terapkan sistem kerja hibrida WFO-WFH mulai September
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023