"Saya kira ini harus secara komprehensif dilakukan bagaimana perbankan di dalam negeri ini bisa mendukung terhadap hilirisasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri," kata Fadhil dalam sebuah sesi diskusi daring bertajuk "Hilirisasi: Untungkan Siapa?" yang disiarkan di platform Zoom pada Jumat.
Fadhil menilai salah satu hambatan yang dialami oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri dalam melakukan proses hilirisasi adalah masalah pembiayaan.
"Faktor pembiayaan dari perbankan ini masih belum mendukung karena bunganya sangat tinggi kemudian risikonya sangat besar," ucapnya.
Baca juga: Sistem tarif bisa dijadikan instrumen kebijakan untuk hilirisasi
Menurut dia a, pembiayaan yang berasal dari perbankan dengan faktor bunga dan risiko yang tinggi membuat ekosistem hilirisasi menjadi tidak kompetitif karena perusahaan dalam negeri lebih sulit mendapatkan pendanaan dibandingkan perusahaan asing.
"Sementara misalnya investor asing ini, terutama dari China, saya kira bisa melakukan pembiayaan investasi di sektor ini karena memang memiliki pinjaman dari perbankan dengan biaya bunga yang sangat rendah," ujar Fadhil.
Dengan pembiayaan pada ekosistem hilirisasi bersifat kompetitif, kata Fadhil, perusahaan dalam negeri mampu mendapatkan teknologi untuk melakukan proses hilirisasi, yang disokong oleh sumber daya manusia dengan kompetensi di bidangnya.
Baca juga: Guru besar: Hilirisasi komoditas agromaritim beri manfaat lebih besar
"Masalah teknologi memang sebenarnya bisa dikatakan mudah bisa dikatakan sulit, tapi kalau misalkan kita memiliki pembiayaan yang kompetitif, ya teknologi sebenarnya bisa dibeli tentunya dengan penyiapan sumber daya manusianya yang memang qualified," kata Fadhil.
Dia menuturkan dengan tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan wawasan terkait teknologi hilirisasi serta pemanfaatan sumber daya alam dengan baik, hilirisasi dapat memberikan manfaat sepenuhnya bagi perekonomian negara.
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023