"Misalnya dari sisi Dinas Kesehatan, anggaran khusus stunting harus ditingkatkan," kata Sholikhah saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Sholikhah menuturkan perlu adanya kinerja yang bersungguh-sungguh sehingga penanganan masalah tidak sektoral.
Menurut dia, pola penanganan dengan menitipkan anggaran Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Puskesmas perlu diubah lantaran Rukun Warga (RW) yang paling mengetahui persoalan yang dialami warga.
“Pemerintah DKI harus masukan penanganan stunting dalam program-program, karena ujung tongkat dari pemerintahan itu RT dan RW,” ujarnya.
Baca juga: Pemkot Jaktim bagikan makanan untuk balita stunting di Pondok Kopi
Baca juga: Pemkot Jaktim bagikan makanan untuk balita stunting di Pondok Kopi
Diharapkan dengan adanya anggaran khusus penanganan stunting ini bisa mengatasi permasalahan gizi secara masif dan menyeluruh.
“Titik stunting harus menjadi fokus kolaborasi antardinas dan terutama sebagai penanggung jawab Dinas Kesehatan," katanya.
Anggota Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta juga Sutikno menuturkan permasalahan gizi di DKI Jakarta masih terhambat karena adanya ego sektoral antara Satuan dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD).
“Jadi langkah-langkahnya jajaran eksekutif jangan terlalu ego sektoral, harus terus bersatu padu antara dinas dan SKPD yang lain," tutur Sutikno.
Menanggapi hal itu, Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi DKI Jakarta Widyastuti menyatakan, pihaknya siap melakukan sinergi lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terutama untuk pemerataan pemberian PMT.
“Jadi yang akan dikelompokkan fokus dalam penanganan stunting di Dinas Sosial ada, di Dinas Pendidikan ada dan Dinas Kesehatan itu sendiri,” kata Widyastuti.
Baca juga: Jakbar edukasi 32 ibu dengan anak stunting tekan peningkatan kasus
Baca juga: Jakbar edukasi 32 ibu dengan anak stunting tekan peningkatan kasus
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati menambahkan, pihaknya terus menggencarkan pencegahan stunting atau tengkes kepada anak hingga ibu hamil.
Dalam pencegahan stunting, pihaknya sudah memberikan Tablet Tambah Darah (TTD) pada anak usia sekolah dan Antenatal Care (ANC) ibu hamil minimal enam kali per kehamilan.
Selanjutnya memonitor tumbuh kembang anak, melakukan imunisasi lengkap dan melakukan PMT penyuluhan di Posyandu (Pos pelayanan terpadu).
Selanjutnya memonitor tumbuh kembang anak, melakukan imunisasi lengkap dan melakukan PMT penyuluhan di Posyandu (Pos pelayanan terpadu).
Disebutkan terdapat 39.793 balita di Jakarta dengan permasalahan gizi terdiri atas 5.753 balita kurang berat badan, 9.191 balita kurang gizi, 2.026 balita gizi buruk dan 22.823 balita stunting.
Berdasarkan data bantuan sosial di situs stunting.jakarta.go.id hingga Juli 2023 juga masih ada 39.793 balita tercatat memiliki permasalahan gizi.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023